Nikmati Seduhan Kopi Nangka di Tengah Hutan Kopi

Nikmati Seduhan Kopi Nangka di Tengah Hutan Kopi

Dengan tour de village, wisatawan diajak menikmati rerimbunan hutan kopi lereng Gunung Merbabu. Sekaligus menyeduh kopi, berkebun dan beternak. (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Desa Banyuanyar terus berlomba meningkatkan inovasinya, desa yang berada di lereng Gunung Merbabu ini terus menunjukkan produk hingga tempat unik demi menarik para wisatawan.
Beragam inovasi dihadirkan demi memikat pemburu kuliner maupun tempat nongkrong kekinian. Termasuk memanfaatkan kebun kopi nangka khas Banyuanyar Kecamatan Ampel.
“Ini yang kami rintis sekarang. Melalui tour de village, wisata menikmati seduhan kopi nangka di rerimbunan hutan Gunung Merbabu,” kata Ketua Tim Penggerak IT (Rakit) Desa Banyuanyar, Nanang Ariyanto.
Meski baru menjadi desa rintisan wisata, potensi desa terus digali. Ide tour de village ini muncul setelah melihat banyaknya potensi desa. Mulai dari perkebunan kopi hingga ekspor biji dan teknik penyeduhan yang khas. Kemudian kebun jahe organic sampai pengolahan menjadi permen dan serbuk siap saji.
“Kami juga memiliki rumah cowboy. Tempat peternakan sapi perah, serta pengolahan susu siap minum dan juga produk yogurt. Tour de village ini juga menyajikan kesenian budaya Tari Gambyong oleh Karawitan Manunggal Laras,” ungkapnya disela kegiatan tour de village, Desa Banyuanyar pada Jumat (11/2/2022).
Untuk merasakan sensasi seduhan kopi ditengah hutan kopi, kata Nanang, akan menyusuri jalanan desa, wisatawan akan diperkenalkan dengan banyaknya tanaman kopi nangka yang sudah berusia hampir 100 tahun di pekarangan milik warga setempat. Selanjutnya, desa juga memberdayakan usaha kecil menengah (UKM) untuk mengolah hasil lahan. Seperti berbagai macam varian kopi, yogurt, permen jahe, serbuk jahe dan lainnya. Kalau wisatawan ingin melihat proses produksi juga akan diantar Tim Rakit desa
“Untuk saat ini wisatawan yang hadir masih dibatasi sekitar belasan orang saja. Selanjutnya akan dikembangkan menjadi wisata alam, budaya dan edukasi,”imbuhnya.
Kades Banyuanyar, Komarudin menambahakan wisata tour de village ini digarap langsung melalui BUMDes. Melalui tim Rakit, Desa Banyuanyar tidak hanya menjadi desa digital dan wisata, namun, juga rujukan untuk riset serta studi banding. Baik dibidang pengolahan kopi, produk susu maupun olahan jahe. Paket wisata alam dan budaya inilah yang menjadi daya tawar desa.