FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemerintah Kabupaten Boyolali menggelar operasi pasar di tiga titik, Minggu (13/2/2022) untuk mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.
“Operasi pasar itu kami gelar di tiga wilayah kecamatan yang ada di Boyolali,” kata Kabid Usaha Perdagangan, (Disdagperin) Boyolali, Agus Setiawan.
Menurut dia, di titik pertama, Disdagperin menyasar wilayah Boyolali kota. Sedangkan di titik kedua, di Kecamatan Mojosongo dan ketiga di Kantor Kecamatan Karanggede.
Dalam operasi pasar yang digelar hari itu, masing-masing kecamatan mendapat alokasi sebesar 1,5 ton minyak goreng curah dengan harga Rp 13 ribu per kilogram.
Khusus di kecamatan Mojosongo dan Boyolali Kota, operasi minyak goreng ini menyasar 990 penerima yang terdiri dari masyarakat, pelaku UMKM dan restoran atau katering.
“Dari masyarakat ada 750 penerima, lalu 180 pelaku UMKM dan 60 usaha restoran dan katering,” imbuhnya.
Menurut Agus, operasi pasar ini, bertujuan untuk memberikan kemudahan masyarakat mendapat minyak goreng. Saat ini beberapa pasar dan toko ritel mulai kehabisan stok minyak goreng.
Disebutkan per orang maksimal hanya mendapat jatah minyak goreng 2 kilogram.
Sedangkan untuk pelaku UMKM mendapat jatah 5 kilogram, lalu untuk usaha ketering atau rumah makan sebanyak 10 kilogram.
Agus menambahkan, pelaksaan operasi pasar ini cukup tertib.
Karena masih dalam masa pandemi COVID-19, maka distribusi minyak goreng curah ini diatur per kelurahan atau desa.
“ Dari jam 08.00 WIB tadi, yang datang ya satu atau dua orang saja. Karena kami tidak ingin terjadi kerumunan, makanya kami menggunakan kupon yang telah diberi jadwal pengambilan,” ujarnya.
Kepala Disdagperin, Karsino menambahkan operasi pasar Migor curah ini memang baru menyasar 3 titik. Sehingga tak menutup kemungkinan, operasi pasar minyak goreng serupa bakal diselenggarakan lagi.
“Selama masih ada kenaikan harga, kami akan upayakan operasi pasar. Sehingga bisa menyasar masyarakat yang lainnya.”