FOKUS JATENG-BOYOLALI-Paparan COVID-19 di Boyolali tembus 370 kasus aktif. Sebanyak 338 orang menjalani isolasi mandiri (Isoman).
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Masruri lonjakan COVID-19 terus naik sejak Sabtu (12/2), yakni 338 kasus aktif pada Selasa (15/2) dengan rincian 31 orang dirawat dan 338 menjalani isoman. Optimalisasi isoman dilakukan dengan pengawasan dan gotong royong dari jogo tonggo ditingkat desa.
Selain itu, KK miskin juga mendapat bantuan sosial (Bansos). Masing-masing KK akan menerima paket sembako senilai Rp 200 ribu. Paket sembako tersebut diberikan sekali untuk masa isolasi 4- 6 hari. Pemkab menjamin masyarakat yang isoman tetap terpenuhi kebutuhan konsumsinya.
Masruri menegaskan, angka kematian terus terjadi tiap harinya sejak bulan ini. Pada Senin (14/2) ada dua kasus kematian. Kasus kematian ini terjadi pada lanjut usia (Lansia) dan telah memiliki penyakit bawaan atau kormobid. Bahkan ada juga pasien yang telah dirawat di RS kemudian saat diswab positif COVID-19.
“Jadi penyebab kematiannya bukan murni karena COVID-19. Tapi karena memiliki penyakit bawaan juga,” imbuhnya.
Pelaku perjalanan juga memiliki andil besar, mengingat orang-orang terpapar dari luar daerah dan terjadi transmisi lokal. Ditambah lagi, virus ini mudah menular. Sehingga Pemkab akan melakukan pengetatan protokol kesehatan (Prokes). Termasuk menggelar operasi yustisi di lokasi-lokasi yang berpotensi kerumunan.
Sekda Boyolali: Angka Kematian Terus Terjadi Tiap Harinya Sejak Bulan Ini

Kasus kematian ini terjadi pada lanjut usia (Lansia) dan telah memiliki penyakit bawaan atau kormobid (yulianto/Fokusjateng.com)