FOKUS JATENG-BOYOLALI- Opini WTP yang diraih BAZNAS Kabupaten Boyolali ini merupakan yang ke-4 yang didapat secara berturut-turut sejak tahun 2018. Hal itu dingkapkan Ketua Baznas Boyolali, Jamal Yazid selepas pemaparan laporan tahunan pada Bupati pada Rabu (16/2/2022).
Kendati di masa pandemi, pada 2021 capaian zakat mencapai Rp 6,57 miliar. Zakat tersebut berhasil disalurkan hingga 99 persen melalui lima program. Prestasi lain juga diraih Baznas Boyolali yang masuk tiga besar nasional penerapan manajemen sistem informasi dan Wajar tanpa pengecualian (WTP).
Adapun laporan tahunan zakat pada Bupati ini bersifat wajib. Yakni tiap enam bulan sekali. Pelaporan dilakukan pasca dilakukan audit oleh kantor akuntan publik (KAP). Baznas Boyolali berhasil menyabet WTP empat tahun berturut-turut. Hasil penyaluran zakat pada 2021 inilah yang dilaporkan.
“Alhamdulilkah penerimaan zakat terus naik tiap tahunnya. Meski naiknya bertahap. Tahun 2021 penerimaan zakat mencapai 6,57 miliar. Angka ini naik 7 persen dari 2020. Penerimaan zakat ini berasal dari 7.856 muzaki,” kata Jamal di Boyolali, Rabu (16/2/2022).
Rata-rata, zakat yang masuk mencapai Rp 500 juta/bulan. Penerimaan zakat kebanyakan berasal dari aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat umum. Sedangkan penyaluran zakat pada 2021 melampui ketentuan syariah. Yakni mencapai 99 persen dari ketentuan 80 persen.
Penyaluran zakat dilakukan dalam lima program. Yakni, program Boyolali cerdas untuk memfasilitasi biaya pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa. Kemudian program Boyolali makmur yang menyasar keluarga miskin (Gakin) yang produktif, seperti pedagang kaki lima. Kemudian program Boyolali peduli yang diperuntukan bagi gakin yang kekurangan makanan. Lalu ada program Boyolali sehat diperuntukan untuk warga yang kesulitan berobat dan program taqwa yang menyasar guru mengaji dan masjid-masjid yang membutuhkan dana.
“Penyaluran zakat baru bisa kami lakukan jika kriterianya terpenuhi, misalnya desa itu memang mayoritas gakin,” jelasnya.
Pada 2021 penyaluran zakat terbanyak untuk program Boyolali peduli sebanyak 32 persen atau Rp 1,9 miliar dengan penerima manfaat 2.318 mustahik. Disusul program Boyolali cerdas sebanyak 30 persen atau Rp 1,8 miliar dengan 2.316 penerima. Lalu Boyolali taqwa sebanyak Rp 1,1 miliar dengan 4.095 mustahik.
Lalu Boyolali makmur senilai Rp 682 juta dengan 274 penerima serta Boyolali sehat sebanyak Rp 543 juta dengan 377 penerima. Penyaluran zakat bekerjasama dengan kecamatan. Utamanya dalam pendataan gakin yang membutuhkan bantuan. Selain itu, masyarakat juga bisa mengajukan mandiri. Begitu kriteria dan syariat penerima zakat terpenuhi, maka bisa disalurkan.
Diketahui BAZNAS Kabupaten Boyolali secara rutin setiap tahun menunjuk auditor independen dari Kantor Akuntan Publik untuk memotret laporan keuangan mereka sebelum dilaporkan kepada Bupati Boyolali dan Baznas Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil audit tim KAP Soekamto terhadap laporan keuangan tahun buku 2021, opininya wajar tanpa pengecualian. Disebutkan tidak ada bukti material yang di temukan. Semua laporan keuangan tersaji secara wajar.
“Setelah dilakukan audit dan uji petik terhadap sejumlah sampling distribusi zakat, hasilnya sangat menggembirakan. Tidak ditemukan masalah berarti dalam pengelolaan zakat di BAZNAS Kabupaten Boyolali. Ini artinya secara standar keuangan, kinerja BAZNAS Kabupaten Boyolali sangat baik,” kata Soekamto, Pimpinan dari KAP Soekamto-Adi-Syahril dan Rekan.
Menggembirakan, Tidak Ditemukan Masalah Dalam BAZNAS Kabupaten Boyolali

Pelaporan dilakukan pasca dilakukan audit oleh kantor akuntan publik (KAP). Baznas Boyolali berhasil menyabet WTP empat tahun berturut-turut (yulianto/Fokusjateng.com)