Warga Dukung Polisi Razia Balap Liar

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Warga berharap kepolisian, secara rutin menggelar penertiban para remaja yang menggelar balap liar menggunakan sepeda motor di fly over Mojorejo, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Senin (7/6/2022).
Sebelumnya, tim gabungan Polres Boyolali secara tiba-tiba melakukan penyekatan dan memblokade seluruh akses balap liar tersebut.
Dari berbagai arah selalu ada petugas polisi yang berjaga. Bahkan terus merengsek maju membuat para pembalap liar maupun penontonnya semakin terkepung.
Ratusan sepeda motor itu pun digiring, kemudian di periksa disebuah lahan sawah yang telah dikeringkan.
Satu persatu sepeda motor di periksa petugas. Hasilnya, puluhan kendaraan tak memiliki kelengkapan standar dan menggunakan knalpot brong.
Penertiban yang dilakukan polisi ini pun mendapat apresiasi warga sekitar.
Salah satu warga setempat, Mariyo mengungkapkan aksi yang dilakukan remaja dari flyover yang menjadi jembatan penghubung antara Desa Pandeyan-Sawahan ini sangat meresahkan.
Sebab, para remaja itu hampir setiap sore nongkrong di pinggir jalan itu.
“ Awalnya nongkrong biasa. Tapi kadang langsung balapan, atau atraksi angkat stang sepeda motor disertai suara bising knalpot brong,” jelasnya.
Dia mengatakan, banyaknya remaja yang memadati kanan kiri badan jalan membuat pengendara harus ekstra waspada saat melintas.
Selain itu, para pengguna jalan juga mengaku Was-was, bisa saja mereka tertabrak oleh remaja yang melakukan aksi freestyle.
“ Ya takut, orang kita lagi jalan, tau-tau dari depan ada yang mengangkat stang sepeda motor,” jelasnya.
Salah satu petani, Sugiman mengaku para pengguna jalan cukup kesal dengan ulah para remaja terebut, terutama petani yang menggarap sawah di kanan kiri jalan itu. “ Kalau mau lewat itu susah. Apalagi kalau membawa alat, seperti teraktor atau Combine (pemotong padi), mau jalan susah,” jelasnya.
Pihaknya berharap penertiban yang dilakukan Satlantas Boyolali tidak hanya kali ini saja.
“ Kalau bisa jangan hanya sekali saja. kalau bisa ya sebulan sekali itu diadakan. Supaya tidak ada lagi remaja yang nongkrong dan balapan.”