Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tahu Boyolali Pasrah

Suwarno : sudah menyiasati dengan cara memperkecil ukuran tahu, namun masih kesulitan untuk menutup ongkos produksi. (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI – Seiring kenaikan harga kedelai sejak akhir tahun lalu. Membuat para perajin tahu menyiasati ukuran tahu yang diproduksi.
Seperti yang dilakukan pengusaha tahu di Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Boyolali, Suwarno yang mengatakan menyusul kenaikan harga kedelai yang awalnya Rp 9.000, kemudian naik menjadi Rp 11.500, hingga saat ini menyentuh harga Rp 12.000.
Kenaikan harga kedelai ini tak menyurutkan Suwarno untuk berhenti berproduksi. Namun menyiasati dengan cara memperkecil ukuran tahu. Kendati demikian ia mengaku masih kesulitan untuk menutup ongkos produksi.
“Kalau hanya memperkecil ukuran tahu, ya jelas saya tidak bisa menutup biaya produksi. Kalau melihat kondisi masyarakat di tengah pandemi ini, terpaksa saya naikkan 50 rupiah perbijinya,” ujarnya pada Senin (14/3/2022).
Dengan menaikkan harga ini, harga jual tahu kepada pedagang menjadi Rp 500 per biji.
Hanya saja, meski ukuran sudah diperkecil dan harga sudah naik, Suwarno menyebut masih kesulitan memperoleh lagi modal yang dia keluarkan untuk produksi tahu ini.
” Saya heran. Tahu sudah diperkecil, harga juga sudah naik, tapi kok masih rugi. Ternyata uang hasil penjualan tahu, tidak cukup untuk membeli kedelai lagi,” jelasnya.
Setelah dihitung-hitung produsen tahu itu merugi hingga 10 persen dari total kedelai yang dia produksi.
Disebutkan dalam sehari Suwarno mampu memproduksi 5 kuintal kedelai, dari jumlah sebanyak itu akan menghasilkan sedikitnya 200.000 biji tahu.
” Kalau harga kedelai Rp 12.000 dikalikan 5 kuintal sudah Rp 6 juta. Jadi sehari saya bisa tombok Rp 600.000,” jelasnya.
Kendati tak mendapatkan hasil yang memadai, dia masih tetap memproduksi tahu ini. Menurutnya sebagai pengusaha kecil, rugi dan untung sudah biasa. Adapun hasil produksi tahu milik Suwarno ini, selain dijual eceran ia juga memasarkan ke sejumlah pasar di wilayah Boyolali dan Salatiga seperti Pasar Ampel dan Pasar Sunggingan.
” Ya mau gimana lagi. Harga jual tahu mau dinaikkan lagi tidak bisa,” katanya.