FOKUS JATENG-BOYOLALI-Mendekati bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini diperkirakan tak mempengaruhi akan kebutuhan permintaan daging sapi. Peternak sapi di kota susu mengaku lesu, geliat potensi penjualan sapi di pasar hewan Jelok, Kecamatan Cepogo, Boyolali masih cukup rendah. Padahal biasanya mendekati puasa seperti ini, geliat masyarakat mulai meningkat. Meski masih dalam skala kecil, sejumlah peternak yang mulai mencari sapi bakal untuk dibesarkan supaya, saat hari raya Idul Adha nanti siap dijual.
“Saat ini masih berkisar antara 700- 800 ekor sapi. Padahal saat normal dulu, potensi hewan yang masuk bisa tembus 1100-1200 ekor sehari,” kata Kepala UPT Pasar Hewan Boyolali, Sapto Hadi Darmono pada Kamis (17/3/2022).
Masih rendahnya potensi sapi yang masuk pasar, berbanding lurus dengan tingkat penjualan sapi. Penjualan hewan sapi saat hari pasaran berkisar 700 ekor saja saat pasaran. Jumlah itu, diprediksi bisa turun lagi, saat ada gelaran tradisi masyarakat. Sapto menyebut kondisi yang sama juga terjadi di empat pasar hewan lainnya yang ada di Boyolali. Potensi sapi di pasar Pasar hewan Nogosari, Ampel, Karanggede, dan Karangjati juga turun belakangan ini.
“ Ya karena masih dalam masa pandemi ini, jadi geliat masyarakat untuk ternak sapi masih rendah,” jelasnya.
Sementara itu, Triyono salah satu pedagang sapi asal Susukan, Kabupaten Semarang menuturkan jika ingin beternak sapi dari pedet (anakan sapi berusia 3 bulanan) saat ini saat yang tepat. Harga jual pedet di pasaran lagi turun drastis. Penurunan harga pedet ini, disebabkan banyak peternak yang memelihara sapi dari bakalan (usia diatas 1 tahun).
“Belakangan ini harga sapi khususnya pedet sapi jenis Limosin turun drastis. Penurunan harga sapi pedetan ini berkisar antara Rp 500 ribu -1,5 juta. Pedet 3 usia tiga bulan yang biasanya bisa lebih dari Rp 13 juta, saat ini tinggal Rp 12 juta itupun di tawar,” kata Triyono saat ditemui di Pasar Hewan Jelok.
Triyono menjelaskan, saat ini meski tidak ada patokan pasti soal harga sapi, namun nilai tawar pedet sapi ini berkurang. Hal itu sebabkan minat masyarakat memelihara sapi mulai dari pedetan berkurang jelang puasa ini.
Senada, Arianto pedagang lain mengungkapkan tak bisa mengambil untung banyak dari penjualan pedetan sapi ini.
“ Karena yang beli hanya teman sendiri dan itu akan dijual lagi. Akhir-akhir ini tidak ada pembeli langsung (masyarakat peternak),” katanya.
Kendati harga sapi pedet sempat turun, menurut Parmo pedagang sapi lainnya, jika belakangan ini harga sapi siap potong mulai merangkat naik. Hanya saja kenaikannya masih rendah, namun tak menutup kemungkinan harga jual sapi ini akan terus naik.
“ Saat ini baru kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 1 jutaan. Tapi nanti saat puasa, atau bahkan setelah lebaran harga sapi masih akan terus naik,” ujar Parmo.