FOKUS JATENG-BOYOLALI- Tidak semua tukang pijat memasang nama, padahal di Boyolali ada satu kampung yang nyaris sebagian besar warganya memiliki kemampuan pijat urut. Kampung tersebut berada di Dukuh Ngringin, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota. Di dusun kecil yang berada di Jalan Boyolali-Tlatar itu ada sekitar 8 orang yang berprofesi sebagai dukun pijat. 8 orang itu hanyalah dukun pijet yang profesional. Dukun pijet yang masih pemula jumlahnya lebih banyak lagi.
Rata-rata keahlian warga Dukuh Ngringin, itu didapatkan dari turun temurun dari orang tua.
Selain itu ada juga yang secara otodidak tiba-tiba bisa memiliki keahlian memijat.
Suyamti dan suaminya, Slamet, merupakan pasangan ahli pijat profesional.
“Saya tidak pernah bercita-cita jadi dukun pijat, meski ibu saya juga tukang pijat. Saya itu mau diajari malah tidak mau, waktu saya anggap profesi jasa pijat itu kurang menjanjikan,” ujar Suyamti saat ditemui dirumahnya pada Kamis (17/3/2022).
Namun, Suyamti nampaknya ‘sudah dipilih’ untuk meneruskan untuk menolong orang lain.
Dia yang sebelumnya tidak ada niat sedikitpun menjadi dukun pijat tiba-tiba kedatangan seorang ibu-ibu dari Kecamatan Ampel. Ibu-ibu yang mengalami kesleo itu mau tidak mau harus dipijat oleh Suyamti.
Suyamti yang sejak awal tidak menyukai dan tidak bisa memijat itu pun dibikin melongo oleh permintaan ibu-ibu tersebut. Dia yang tak bisa berbuat banyak akhirnya menurut saja untuk memijat kaki ibu-ibu tersebut.
“ Ya sudah Bismillah saja. dan alhamdulillah sembuh,” ujarnya.
Sejak saat itu dia terus memijat orang lain yang membutuhkan pijat. Mulai dari bayi, orang dewasa baik itu karena capek atau mengalami keluhan tertentu seperti kesleo hingga pijat terapi untuk program hamil.
“Selain meredakan nyeri otot, pijat baik untuk mengatasi stres baik fisik atau mental, bisa memberikan ketenangan. Pijat juga dapat membantu sistem tubuh berfungsi lebih baik, seperti meningkatkan sirkulasi, energi, dan kewaspadaan. Bahkan detak jantung dan tekanan darah bisa turun dan fungsi kekebalan tubuh meningkat dengan mendapatkan pijat yang benar,” timpal Slamet Triyono.
Dia mengaku hampir tiap hari ada beberapa orang yang membutuhkan urutan tangannya untuk menyegar bugarkan atau menyembuhkan orang lain.
“ Disini banyak yang jadi tukang pijet. Kalau ndak salah ada 8. Kemudian ada lagi yang baru (pemula),” jelasnya.
Dia menyatakan tak memasang tarif untuk jasa pijatannya ini. Baginya, berapapun uang yang diberikan oleh pengguna jasanya akan diterima dengan senang hati. “Berapapun kami syukuri. Yang penting bisa membantu orang lain,” jelasnya.
Pardi salah seorang warga setempat mengaku jika kampunya ini memang dikenal sebagai kampung Dukun Pijet. Banyaknya masyarakat dari luar daerah yang datang untuk mendapatkan pijatan di Ngringin ini.