FOKUS JATENG-BOYOLALI-Menurunnya produktivitas buah pepaya belakangan ini di Boyolali membuat harga buah papaya melonjak. Diperkirakan saat ini mencapai puncaknya yakni sekitar Rp 5.000 per buah di tingkat petani. Harga bahkan bisa lebih tinggi lagi, mencapai Rp 7,000 per buah. Padahal pada saat normal, harga pepaya hanya di kisaran Rp 3.000-4.000 per buah. Hanya saja tidak sedikit peroduksi papaya menurun karena banyak buah yang membusuk.
“Ini karena terlalu banyak air, jadi kualitas buah menurun. Memang harga jual tinggi karena pasokan berkurang,” ujar Suyadi (40) petani pepaya asal Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo.
Suyadi mengaku cukup senang dengan tingginya harga pepaya saat ini karena menguntungkan. Setidaknya untuk penjualan tidak masalah. Sudah ada bakul yang datang memanen sendiri buah di kebun atau ladang miliknya.
“Seminggu sekali bisa panen, dan sudah ada bakul yang datang memanen sendiri buah di kebun atau ladang, sayangnya jumlah panenan menurun tajam,” kata Suyadi.
Suyadi mengaku memiliki 100 batang tanaman pepaya di lahan seluas 2.400 meter persegi. Saat ini dia bisa panen satu pekan sekali maksimal 30 buah. Jumlah tersebut menurun dibandingkan saat kemarau yang bisa mencapai 50 buah sekali panen.
“Musim penghujan seperti sekarang, banyak buah yang lembek dan tak laku dijual rasanya juga tidak semanis sebelumnya. Paling untuk pakan sapi,” imbuh Suyadi.
Tanaman pepaya, lanjut Suyadi, bisa dipanen usia tanaman 4 tahun. Adapun pepaya yang dibudidayakan adalah varitas thailand dan california. Varitas california buahnya lebih kecil dibandingkan thailand.
“Namun buahnya lebih kesat sehingga lebih tahan lama.”
Senada, Tarno (65) petani asal Desa Randusari, Kecamatan Teras juga mengakui, hasil panen pepaya menurun. Tak hanya buah yang mudah membusuk di pohon. Tanaman yang baru ditanampun terganggu pertumbuhannya.
Kondisi ini lanjut dia, salah satunya dikarenakan karena kesuburan tanah yang mulai berkurang. Hal ini merupakan dampak ditanami pepaya secara terus menerus. Padahal, semestinya ada jeda waktu penanaman periode selanjutnya agar kesuburan tanah kembali.
“Memang seharusnya lahannya diistirahatkan dulu. Meskipun terus dipupuk, tapi kalau tidak dijeda juga berpengaruh pada produktivitas buah, selain itu penyebab lainnya karena karena terlalu banyak air.”