Tahun Ini, Persyaratan Ibadah Umrah Cukup Mudah

ilustrasi : jamaah sebelum pandemi (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Staf Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kemenag Boyolali, Nur Rochman menyatakan terjadi lonjakan pendaftar ibadah umrah di masa Ramadhan. Pendaftar meningkat sebanyak 25 persen. Ibadah umrah sendiri baru digelar kembali pada Januari lalu. Jamaah yang berangkat merupakan penumpukan dari pendaftar 2020.
“Selama pandemi kemarin umrah dan haji ditiadakan. Nah begitu dibuka, antrian umrah jadi menumpuk dari 2020. Setiap biro umrah pasti memberangkatkan 100 jamaah. Kadang satu biro kalau delapan hari jamaah pertama selesai bisa langsung memberangkatkan jamaah lagi,” kata Nur Rochman saat ditemui di Kantor PLHUPT pada Kamis 31 Maret 2022.
Di Boyolali, lanjut Nur Rochman, ada sekitar 189 biro. Sedangkan pendaftar umrah selama Ramadan rata-rata diatas 200 jamah ditiap biro. Sehingga ada sekitar 3.000 jamaah umrah yang akan berangkat awal Ramadan nanti.
“Untuk penerbangan menuju Arab saudi akan bertolak daŕi Jakarta.”
Nur Rochman mengemukakan persyaratan Ibadah Umrah cukup mudah. Yakni memastikan biro travel umrah berizin dari Kemenag. Mengingat sebelumnya, Kemenag RI telah merilis empat biro umrah bodong yang perlu diwaspadai masyarakat. Meski di Boyolali tidak ada, namun, masyarakat diminta mawas diri.
“Kalau di Boyolali ada satu biro umrah resmi. Tapi di sini juga banyak cabang-cabang biro umrah besar yang pusatnya di luar kota dan sudah resmi,” katanya.
Langkah selanjutnya, jamaah memastikan tiket penerbangan, menyesuaikan kemampuan sendiri mengenai harga dan layanan dari biro, memastikan akomodasi di Arab Saudi aman dan visa. Sedangkan harga pemberangkatan ibadah umrah ini berkisar Rp 28.500.000 sampai puluhan juta.
“Jadi banyak yang batal berangkat karena belum vaksin booster. Padahal itu juga salah satu prasyarat dari Arab Saudi. Jadi masyarakat yang mau ibadah Umrah dan Haji harus vaksin lebih dulu,” ungkap Nur Rochman.
Tahun ini, tandas Nur Rochman protokol kesehatan (Prokes) selama lelaksanaan ibadah umrah juga lebih longgar. Jamaah hanya mengenakan masker saat beribadah di masjid. Jamaah yang selesai melaksanakan umrah akan turun di Jakarta. Masyarakat yang tidak lolos skrining akan menjalankan karantina selama empat hari. Hal tersebut dilihat dari kondisi jamaah pasca pulang umrah, apakah ada gejala covid-19 atau tidak.