Pelajar dan Usia Muda Paling Banyak Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas

ilustrasi : razia helm (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Pelajar dan usia muda masih mendominasi tingginya angka kecelakaan, hal ini menjadi sorotan anggota DPRD Boyolali.
“Ini sirius, perlu perhatian dan peran semua pihak,” kata Sekretaris Fraksi Karya Bangsa, peleburan Parpol Golkar dan PKB, Agus Ali Rosidi, pada Minggu 10 April 2022.
Sejauh ini, kata Agus Ali, masih banyak ditemukan pelajar yang mengendarai sepeda motor. Padahal mereka belum memiliki surat izin mengemudi (SIM). Seperti belum lama ini, dua pelajar SMP yang berboncengan meninggal dunia karena mengalami kecelakaan di Jalan lingkar selatan, Boyolali Kota. Hal tersebut tentu menjadi perhatian bersama. Karena para remaja cenderung belum memahami etika berkendara yang baik.
“Memang ini multiefek. Karena sekarang ini adanya kendaraan umum langka akhirnya anak sekolah banyak yang pakai sepeda motor,” imbuh Agus Ali.
Sekretaris Fraksi Karya Bangsa ini mengakui, bahwa bus trayek belum menyentuh seluruh wilayah Boyolali. Sedangkan orangtua terikat pekerjaan dan tidak bisa mengantar ke sekolah. Sehingga banyak pelajar yang akhirnya membawa kendaraan sendiri. Padahal masih di bawah umur.
Untuk itu, Agus Ali mengimbau terutama pihak sekolah, dalam artian tetap memberikan pengarahan, mengingat sekarang ini minim kendaraan umum, dampaknya tentu banyak anak sekolah yang pakai sepeda motor.
“Para orangtua hendaknya jangan bosan-bosan memberikan perhatian dan pengarahan pada anaknya.”
Agus Ali juga meminta Satlantas Polres Boyolali proaktif dan rutin mengadakan sosialisasi keselamatan berkendara pada pelajar, hal itu juga sebagai antisipasi potensi kecelakaan selama cuti bersama pada 29 April – 6 Mei mendatang. “Jangan sampai angka kecelakaan meningkat, apalagi rata-rata karena human error.”
Adapun data Polres Boyolali menyebut selama kurun 2021 terjadi 790 kejadian laka lantas. Angka ini meningkat sebesar 101 persen dibanding tahun 2020 sebanyak 393 kejadian dengan kenaikan 397 kasus kecelakaan.  Tingkat fatalitas laka lantas juga meningkat. Dari 790 kasus kejadian laka lantas pada 2021. Rinciannya, korban meninggal dunia sebanyak 73 orang luka berat (LB) 12 orang dan luka ringan (LR) 1.055 orang.
Korban MD naik sekitar 55,3 persen atau bertambah 26 orang dibanding 2020, dimana kejadian laka lantas sebanyak 393 dengan korban MD sebanyak 47 orang, LB satu orang dan LR 500 orang. Peningkatan kasus laka dan korban ini rata-rata terjadi saat jam sibuk. Yakni pada pagi hari saat berangkat kerja/sekolah dan sore hari saat pulang kerja.
Korban MD dan LB cenderung diusia produksi. Secara kumulatif, rata-rata menimpa usia produktif mulai dari 16 tahun sampai dengan 45, 46 dan ada juga yang 48 tahun. Laka lantas terjadi karena pergerakan mobilitas masyarakat saat bekerja dan sekolah. Biasanya terjadi saat berangkat bekerja maupun pulang bekerja.
Sebelumnya, Kasatlantas Polres Boyolali, AKP Yuli Anggraeni mengatakan kecelakaan lalin ini didominasi pengendara sepeda motor. Untuk mengedukasi, pihaknya juga telah melakukan upaya preventif, seperti berkoordinasi dengam dinas perhubungan dan penyedia jasa transportasi.
“Kami juga melakukan sosialisasi pada sopir-sopir, anak-anak sekolah yang rata-rata masih di bawah umur. Serta membentuk kelompok masyarakat yang sadar akan keselamatan berlalu lintas.”