Amankan Paskah, Polres Boyolali Kerahkan Ratusan Personil

Perayaan Paskah : Polisi juga menerjunkan anjing K-9 dan metal detector untuk memastikan tidak ada benda berbahaya. (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG- BOYOLALI-Menyambut perayaan malam Paskah, jajaran Polres Boyolali mempersiapkan pengamanan sejak dini. Tujuannya, membantu menciptakan rasa aman di masyarakat.
Menurut Kapolres Boyolali AKBP Asep Mauludin, pihaknya sudah menyiapkan 410 personil untuk mengantisipasi dan pengamanan perayaan Paskah 2022. Selain pengamanan di 75 gereja yang tersebar di 16 kecamatan, Polres juga memastikan penerapan protokol kesehatan (Prokes).
“Perayaan Paskah tahun ini kita siapkan pengamanan dengan mengerahkan 410 personil. Kita bagi dalam berbagai bentuk penugasan, seperti penjagaan melekat di objek-objek gereja yang perlu pengamanan,” kata Kapolres disela pemantauan di Gereja Katolik Hati Tak Bernoda (HTB) Santa Perawan (SP) Maria di Jalan Merbabu, Boyolali Kota pada Kamis 14 April 2022.
AKBP Asep Mauludin juga meminta agar Kaposek ditiap kecamatan melakukan pengamanan serupa. Semua gereja yang menggelar peribadatan Paskah menjadi atensi Polres Boyolali.
“Sementara ini hasil pemantauan di lapangan sebagian besar gereja-gereja ini mempersiapkan, baik peribadatan pada 15,16 dan 17 April. Kita juga cek kesiapan panitia khususnya penerapan prokesnya seperti apa. Karena itu tetap jadi perhatian kami. Karena masih di masa pandemi. Rata-rata sudah menyiapkan dengan baik,” kata Kapolres.
Sementara pantauan di Gereja Katolik Hati Tak Bernoda (HTB) Santa Perawan (SP) Maria, polisi juga menerjunkan anjing K-9 dan metal detector untuk memastikan tidak ada benda berbahaya. Penataan kursi untuk jemaat Gereja HTB SP Maria dibuat berjarak. Pembatasan kapasitas jemaat gereja juga dilakukan. Sehingga penataan kursi dilakukan sampai halaman depan gereja. Pengaman pada gereja dengan jemaatnya banyak juga dipertebal. Salah satunya menerjunkan pos pengamanan polisi di gereja.
Menurut Koordinator Prokes Gereja Katolik HTB SP Maria, Sukardi mengatakan pelaksanaan ibadah Paskah menyesuaikan aturan pemerintah. Salah satunya pembatasan kapasitas jemaat yang mengikuti ibadah secara luring. Sehingga pelaksanaan ibadah dibagi menjadi tiga sesi tiap harinya. Dengan masing-masing sesi diikuti 500 orang. Pembagian sesi ini diharapkan jemaat gereja tidak berdesakan. Meski jemaat Gereja HTB SP Maria bisa mencapai 1.800 orang.
“Kita ikut pemerintah, tiap sesi perayaan hanya diikuti 500 orang. Ibadah Kamis putih. Kemudian ibadah Jumat Agung. Lalu pada Sabtu Paskah, semua peribadatan ini kami buat tiga sesi,” kata Sukardi.