FOKUS JATENG-BOYOLALI-Meski memiliki ponsel pintar, namun para remaja di Desa Canden Kecamatan Sambi ini lebih memilih menggunakan musik patrol untuk membangunkan warga yang hendak melakukan sahur sebelum menjalankan ibadah puasa. Para pemuda Masjid Sholihin Sukowoya-Kembang, Canden, Sambi, Boyolali ini berkajalan berkeliling kampung untuk membangunkan Warga.
Melalui Musik Patrol yang cukup unik, yakni alunan musik dari orgen serta perangkat sound sistem yang dibawa dengan menggunakan gerobak, puluhan pemuda ini mampu membikin siapapun yang mendengarnya bisa berjoget. Dengan ritme yang berubah ubah kadang cepat kadang lambat. Ditambah lagi sang vokal yang menyanyikan lagu Sahur-sahur juga mampu menghipnotis rombongan GGS itu untuk memekikkan suara kata ‘sahur’ diakhir bait lagu yang dinyanyikan.
Sebelum berkeliling kampung, biasanya para remaja yang tergabung dalam komunitas GGS (Gugah-gugah Sahur) ini terlebih dulu melakukan tadarus di masjid setempat. Beberapa pemuda yang telah selesai mengaji Al Qur’an kemudian mengambil gerobak dorong untuk diparkiran di halaman masjid. Disusul pemuda lain dengan sigap meletakkan jenset dan perangkat sound sistem berupa Power, sepaket dan Mixer. Hingga terakhir sebuah orgen di letakkan pada bagian belakang gerobak itu.
Tak lupa satu unit lampu penerangan juga dipasang mengingat tak seluruh jalan yang dilalui memiliki penerangan jalan. Beberapa pemuda lainnya kemudian mempersiapkan lirik lagu dengan mencatatnya pada sebuah kertas. Lirik lagu itu kemudian dikoordinasikan dengan pemain orgennya.
Sekitar pukul 02.00 dinihari para remaja itu keluar dari halaman masjid untuk memulai utuk bermusik patrol. Mengingat warga di pedesaan biasa harus memasak dahulu untuk keluarga.
Pemuda itu langsung berjalan menyusuri jalan perkampungan di tengah-tengah pemukiman warga hingga sejauh 1,5 km yang cukup melelahkan.
Suyadi koordinator GGS Kembang-Sukawoya, mengatakan membangunan masyarakat untuk bangun Sahur ini sudah menjadi kebiasaan remaja masjid.
Kegiatan yang sudah rutin ini pun dijadikan andalan masyarakat agar bisa bangun sahur.
“ Tahun kemarin kan pas pandemi itu, awalnya kami tidak keliling. Tapi banyak masyarakat yang kemudian bertanya. Makanya puasa ini kami selenggarakan lagi,” ujarnya.
Setelah membangunan masyarakat, para remaja ini kemudian kembali lagi ke masjid sekira pukul 03.30 WIB.
Untuk meningkatkan kebersamaan, pemuda masjid ini sahur bersama-sama di serambi masjid.
Kebersamaan anggota GGS ini semakin erat dengan makan bersama dengan daun pisang sebagai piringnya.
“ Setelah sahur, kita sholat subuh berjamaah dan dilanjutkan ngaji sebentar setelah itu baru pulang. Ada juga yang langsung tidur di serambi masjid ini,” katanya.
Widodo warga setempat mengaku senang dan cukup terbantu dengan aksi gugah sahur yang dilakukan para remaja didesanya.
“Rasanya memang beda, Kalau mendengar musik patrol langsung bangun. Menghangatkan makanan untuk sahur,”pungkasnya.