Strategi Satlantas Untuk Kelancaran Pemudik Lebaran

Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP Yuli Anggraeni (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-
Satlantas Polres Boyolali mulai merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menjamin kelancaran pemudik Lebaran 2022. Hal itu dilakukan, mengingat Boyolali merupakan daerah perlintasan para pemudik baik dari Jakarta, Jawa Barat menuju Jawa Timur dan DIY atau pun sebaliknya.
Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP Yuli Anggraeni mengatakan setelah melakukan pemetaan kondisi jalur yang bakal dilalui pemudik, kini mulai merencanakan sejumlah langkah yang akan dilakukan untuk menjamin kelancaran pemudik.
Disebutkan, pertama, Satlantas bakal menempatkan tim pengurai kendaraan di tiga titik yang pada saat mudik tahun lalu mengalami kemacetan. Antara lain di pasar Ampel, Exit Tol Mojosongo dan Pertigaan Bangak, Kecamatan Banyudono.
“ Setiap tim pengurai, menggunakan kendaraan operasional lengkap. Ada sepeda motor dan mobil,” kata AKP Yuli Anggraeni, pada Rabu 20 April 2022.
Menurut Kasat Lantas, tim pengurai tersebut akan stanby di lokasi itu selama musim mudik lebaran nanti. Dengan begitu, jika di titik tersebut atau sekitaran titik tersebut akan terjadi kemacetan Tim pengurai bisa langsung melakukan rekayasa lalu lintas.
“ Seperti jika di tengah Kota Boyolali macet, maka kendaraan yang dari arah Semarang seluruh kendaraan diarahkan melalui jalur lingkar utara lalu masuk ke Tol. Bagi sepeda motor akan dilewatkan Pertigaan Wika Mojosongo,” kata AKP Yuli Anggraeni.
Dijelaskan, selain tim pengurai, polisi juga akan menyiagakan dua unit kendaraan derek dan rescue. Satu unit kendaraan derek di Pos Ampel dan satu unit lagi di siagakan di Pos Exit Tol Mojosongo.
AKP Yuli Anggraeni mengatakan langkah tersebut untuk mengantipasi apabila terjadi kecelakaan lalu lintas, proses evakuasi bisa lebih cepat.
“ Kenapa kami tempat di dua lokasi itu, karena menurut kami dua lokasi ini dapat mudah menjangkau. Misalnya derek dari Mojosongo bisa lebih cepat sampai ke Banyudono. Atau apabila terjadi laka di Tanjakan Keboan, derek dari Ampel bisa lebih cepat,” papar Kasat Lantas.
Ia menambahkan, ada 3 titik di jalan tol Semarang – Solo, di wilayah Boyolali yang masuk peta rawan kecelakaan. 3 titik itu baik di jalur A maupun jalur B.
“Di Boyolali ini panjang jalan tol ada 32 kilometer. Ada 3 titik yang menjadi perhatian karena rawan kecelakaan,” kata Kasatlantas .
Tiga titik tersebut, baik di jalur A atau arah Semarang menuju Solo maupun di jalur B (arah Solo menuju Semarang). Di jalur A, titik rawan laka di Kilometer (KM) 484 hingga 485 di wilayah Desa Kiringan sampai dengan Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo. Titik ini masuk tingkat rawan I. Kemudian di KM 475 sampai dengan 479 jalur A di daerah Ngargosari, Kecamatan Ampel dan Kiringan (Kecamatan Boyolali). Ini tingkat rawan II.
Selanjutnya, titik rawan di KM 485 sampai dengan 479 di jalur B. Tepatnya di wilayah Kiringan sampai dengan Ngargosari, yang masuk tingkat rawan III.
Kasat Lantas mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk hati-hati dan waspada. Khususnya saat turun hujan, mengantisipasi adanya genangan air di jalan tol yang bisa menyebabkan terjadinya aquaplaning.
“Selain itu, ada baiknya mewaspadai jangan sampai mengendarai mobil dalam kondisi lelah dan mengantuk.”