Jelang Pekan Terakhir Ramadhan, Harga Sayur Hancur

harga tomat hancur (ilustrasi) (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Petani Sayur mayur di Boyolali, mengeluhkan sejumlah komoditas sayur di tingkat petani terus melorot. Salah satunya, harga komoditas jenis tomat jelang akhir Ramadhan ini terjun bebas.
Semi petani asal Desa Tarubatang, Kecamatan Selo mengatakan selisih biaya produksi dengan harga yang ditawar tengkulak buah sayuran cukup keterlaluan. Harga tomat yang sebelumnya antara Rp 10.000-12.000 per kilogram, saat ini sudah tidak ada harganya lagi. Tomat dari petani hanya dihargai Rp 3.000 -3.500 per kilogram.
“Ada juga yang cuma Rp 2.500 saja per kilogramnya itu. Tergantung kondisi pasar pada hari itu,” kata Semi, pada Minggu 24 April 2022.
Kekesalan petani ini cukup beralasan, mengingat harga tomat di pasar rata-tata hanya sekitar Rp 4.500 per kilogram. Itu pun untuk ukuran super dan besar. Sedangkan untuk ukuran kecil hingga sedang hanya sekitar Rp 3.500 per kilogram. Padahal tidak sedikit petani saat ini masih memiliki tanaman tomat yang produktif.
“ Sehari bisa panen hingga 20 keranjang atau sektar 6-7 kuintal tomat,” ujar Semi.
Petani lain yang sudah tak memiliki tanaman tomat yang produktif lebih memilih untuk melakukan persiapan tanam tembakau.
Tidak hanya tomat, penurunan harga juga terjadi pada Sayur Kangkung. Harga kangkung dari petani turun beberapa hari terakhir ini. Harga kangkung yang sebelumnya antara Rp 700 per ikat, belakangan ini terjun bebas jadi hanya Rp 400 per ikat. “ Sudah tiga hari ini harganya terus turun,” kata Purnomo, petani sayur di Tempursari, Sambi.
Jika dihitung dari harga saat ini, hasil panen Kangkung kali ini tidak ada untungnya. Hanya saja, dia sebagai petani milenial mengakumulasikan harga ini dalam satu tahun. “ Kalau harga rata-rata pertahun ya masih Rp 700 per ikat,” jelasnya.
Dia menambahkan dalam sehari bisa memanen antara 300-400 ikat kangkung. “ Kangkung ini masih untuk mencukupi pasar lokal, di sekitar Sambi dan Banyudono.”