FOKUS JATENG-BOYOLALI- Sejak kurang lebih satu pekan terakhir lebaran, seluruh pusat perbelanjaan mulai dipadati pengunjung. Hingga memasuki H – 1 jelang hari raya idul fitri tahun 2022, pusat perbelanjaan tradisional telah di padati pengunjung untuk memenuhi kebutuhan pokok menyambut lebaran.
Salah satunya adalah pasar tradisional Sunggingan tampak ratusan pengunjung antusias memadati hampir setiap kios yang ada di pasar tersebut.
Kemacetan cukup panjang juga terjadi di sekitar lokasi pasar. Hal ini karena bahu jalan sudah dipadati pedagang daging, ayam potong, hingga sayur dan buah. Demikian halnya di dalam pasar pengunjung berdesakan tanpa menerapkan prokes.
Menurut Erna salah satu pedagang daging, kepadatan pengunjung pasar berlangsung sejak pagi usai subuh.
“Sudah 5hari ini, pengunjung nya berjubel antri,” katanya.
Padahal, harga sejumlah kebutuhan mengalami kenaikan, lanjut dia, untuk harga daging sapi sendiri tembus di angka Rp 150.000 per kilogram sedangkan stok daging sapi masih tersedia hingga lebaran nantinya.
Minah seorang pedagang lainnya menjelaskan tidak hanya harga daging sapi yang mengalami kenaikan, namun juga daging ayam.
” Untuk daging sapi sudah 3kali naik harga sejak awal April kemarin, kalau saat ini harganya sudah naik menjadi Rp150.000 per kilogram. Sebelumya Rp 120.000 per kilogram lalu naik menjadi Rp130.000, Kenaikan harga terakhir sudah terjadi sejak 3 hari lalu.”
Dia menambahkan, kenaikan harga daging sapi ini dibarengi dengan naiknya harga daging ayam.
Pedagang daging ayam di Sunggingan Boyolali, Surip, mengatakan harga naik dari Rp 42.000 per kilogram menjadi Rp 45.000 per kilogram.
Di sisi lain menurut keterangan konsumen Cahyani mengatakan harga kebutuhan pokok di pasar tergolong masih stabil, kenaikan harga tidak terlalu tinggi, kami sebagai warga berharap tidak adalagi perubahan harga bahan pokok di pasar. Karena selama pandemi kondisi keuangan masyarakat mengalami goncangan dan penurunan.
“Kami berharap agar tidak adalagi perubahan harga bahan pokok di pasar, karena selama pandemi kondisi keuangan kami sudah hancur.”