Antisipasi Hepatitis Misterius, Warga Boyolali Diminta Taat Prokes

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, dokter Puji Astuti (yulianto/Fokusjateng.com)

 

FOKUS JATENG –BOYOLALI- Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mulai menerapkan early warning system (EWS) untuk menangkal potensi paparan penyakit Hepatitis akut misterius. Dinkes juga mengimbau mengimbau masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menaati protokol kesehatan, selain itu juga membantah vaksin covid-19 sebagai pemicu munculnya hepatitis misterius. Mengingat, berdasarkan temuan kasus yang ada, hepatitis misterius menyerang anak usia di bawah 16 tahun.
“Sebenarnya keberadaan hepatitis sudah ada sejak zaman dulu. Sedangkan hepatitis misterius ini juga muncul gejala seperti hepatitis. Hanya saja saat pemeriksaan tidak ditemukan trend-nya. Sejauh ini belum ada temuan paparan penyakit ini di Boyolali,” kata Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, Selasa 10 Mei 2022.
Menurut Puji Astuti, gejala hepatitis misterius juga mirip dengan penyakit hepatitis umumnya. Masyarakat yang terpapar mengalamu demam, mual dan muntah, nyeri perut. Kemudian diare dengan berak berwarna agak pucat serta air kencing berwarna seperti teh. Lebih parah ketika warna kulit penderita berubah menjadi berwarna kuning kehijauan. Hal tersebut bisa jadi menimbulkan kejang dan penurunan kesadaran.
“Kemudian tingkat bahaya hepatitis misterius, berkaca dari temuan kasus di negara lain, itu ditemukan kasus dengan kematian. Jadi ya, memang penyakit yang cukup berbahaya. Apalagi hepatitis misterius ini menyerang pada usia kurang dari 16 tahun. Itu berdasarkan temuan sampai saat ini ya. Jadi menyerang usia anak dan remaja,” kata Kadinkes Boyolali.
Adapun merebaknya isu yang menyebut vaksin covid-19 merupakan pemicu munculnya penyakit ini. Dibantah oleh Puji, hal itu berdasarkan informasi dari Ikatan Dokter Indonesia Anak (IDAI), menyatakan bahwa anak yang terpapar itu justru belum mendapat vaksin.
“Itu hoaks. Jadi tidak ada hubungan antara vaksin covid-19 dengan hepatitis misterius. Kemudian, meskipun angka paparan covid-19 sudah mulai melandai bukan berarti kita abai. Karena penyakit virus dan lainnya mulai bermunculan. Jangan tinggalkan prokes sebagai barrier utama,” kata Puji.
Puji menuturkan, Hepatitis misterius ini ditularkan melalui virus. Bisa melalui kontak fisik seperti jabat tangan, udara dan lainnya. Penularannya dan pencegahannya hampir sama dengan covid-19. Sehingga masyarakat perlu membentengi diri agar virus tidak masuk ketubuh. Kuncinya dengan menjalankan protokol kesehatan (prokes).
“Jadi intinya untuk menghindari itu harus prokes. Kami juga membentengi dengan melakukan upaya preentif dan preventif. Seperti meningkatkan edukasi serta sosialisasi ke masyarakat. Termasuk sosialisasi penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS),” pungkas Puji Astuti.