Antisipasi PMK, Disnakan Boyolali Pantau Ketat Kondisi Sapi Milik Warga

Pemilik sapi juga diminta rutin menyemprot kandang dengan disinfektan. (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kondisi belasan sapi milik salah satu peternak di daerah Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, diduga terkonfirmasi positif terkena penyakit mulut dan kuku atau PMK. Hasil pantauan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali menyebut Dari 15 ekor sapi yang diduga terkena PMK, dua diantaranya sudah mulai membaik.
“Ya, dua yang diduga terkena pertama kali dan sudah disuntik vitamin pada Minggu 8 Mei lalu, kondisinya sudah membaik,” ujar Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati.
Menurut Lusia kedua sapi sudah mulai lahap memakan pakan yang disediakan. Selain itu, lendir yang keluar dari mulut sapi juga berkurang. Kendati demikian pihaknya akan terus memantau kondisi 15 sapi di kandang tersebut. Selain itu, juga memberikan suntikan vitamin ke tubuh sapi. Pemilik sapi juga diminta rutin menyemprot kandang dengan disinfektan.
“Penyemprotan dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore,” kata Lusia disela pengecekan kondisi sapi di Desa Singosari, Mojosongo, Selasa 10 Mei 2022 siang.
Kadisnakan Boyolali mengemukakan terkait kepastian PMK yang menyerang sapi, diakui 10 sapi dipastikan positif PMK. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan sampel oleh Balai Besar (BB) Veteriner Wates, Yogyakarta. Namun, lima sapi lainnya diduga juga terkena PMK karena gejalanya sama.
“Yaitu, suhu tubuh tinggi, nafsu makan berkurang, keluar lendir terus menerus dari mulut dan ada luka di bagian lidah,” kata Lusia.
Lusia Dyah Suciati juga mengingatkan para peternak lainnya agar lebih waspada. Jika mengetahui sapi miliknya memiliki gejala seperti disebutkan tadi, maka peternak diharapkan segera menemui dokter hewan terdekat untuk memeriksa sapinya.
Selain itu, Disnakan bersama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Boyolali melakukan sosialisasi terhadap para pedagang sapi baik lewat medsos maupun secara langsung ke pasar hewan.
“Hari ini kami lakukan sosialisasi di Pasar Hewan Karanggede. Dan besok pagi di Pasar Hewan Jelok, Kecamatan Cepogo bersamaan hari pasaran pahing di sana,” kata Lusia.
Sosialisasi tersebut dilakukan agar untuk sementara para pedagang tidak mengambil ternak sapi dari wilayah Jawa Timur. Mengingat, di wilayah tersebut awal mula munculnya PMK pada ternak sapi.
Sebelumnya, Sekda Boyolali Masruri juga menyampaikan imbauan kepada peternak, pelaku usaha ternak, pelaku usaha di bidang pengolahan daging, dan petugas kesehatan hewan, agar waspada dan melakukan pencegahan dini penyebaran penyakit menular hewan ternak. Langkah-langkah pencegahan itu, di antaranya segera melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan Boyolali untuk melakukan surveilans dan deteksi dini.
“Dengan kasus PMK di Jatim ini, maka pedagang kami imbau tidak membeli sapi asal Jawa Timur dulu. Kemudian untuk pihak terkait jangan sampai mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) untuk sapi yang didatangkan dari luar daerah, terutama dari Jawa Timur,” kata Sekda.