Produksi Sampah Boyolali Meningkat Selama Libur Lebaran

Pengelolaan sampah di TPA Winong Boyolali dengan menggunakan sistem pengurukan tanah terpusat (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI –Volume sampah di Boyolali selama liburan mengalami kenaikan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali memperkirakan volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) selama libur lebaran capai 506 ton. Sampah yang masuk didominasi sampah organik rumah tangga.
Lonjakakan sampah ini terjadi sejak akhir bulan lalu hingga pasca libur lebaran. Hampir semua tempat pembuangan sampah di wilayah perkotaan mengalami over kapasitas.
Untuk mengatasi peningkatan volume sampah tersebut, DLH Boyolali telah melakukan antisipasi, diantaranya adalah Pengelolaan sampah di TPA Winong Boyolali dengan menggunakan sistem pengurukan tanah terpusat. Lahan seluar 5,3 hektar dibuat blok-blok. Tiap tahunnya ada dua blok yang disiapkan untuk menampung sampah. Dengan penanganan tiap hari berupa pemadatan sampah setinggi 1 meter. Setelah 2-3 hari baru diuruk tanah dan dipadatkan.
Sistem ini juga dilengkapi dengan alat penanganan gas metan, limbah cair, instalasi pengolahan air limbah dan sebagainya. Sehingga terhindar dari risiko berbahaya. Termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang pada pada baterei. Upaya pemilahan sampah juga telah dilakukan ditingkat RT. Melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi.
“Memang ada peningkatan volume sampah yang masuk di TPA Winong, Boyolali Kota. Selama 16 hari, kurun 28 April – 8 Mei ini tercatat sudah ada 506,32 ton sampah yang masuk ke TPA Jadi rata-rata samaph yang masuk 46 ton perhari, didominasi sampah organik dan rumah tangga,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, pada Selasa 10 Mei 2022.
Wiwis menjelaskan volume sampah tertinggi terjadi pada 28 April yang mencapai 59,55 ton. Kemudian jelang lebaran angka sampah yang masuk masih berkisar 40-58 ton perhari. Volume sampah sempat turun pada hari pertama lebaran yakni sebanyak 34,40 ton. Sampah yang masuk didominasi sampah organik rumah tangga. Baik sisa sayur mayur maupun lauk yang dibuang.
“Selama hari lebaran volume sampah yang masuk sempat turun. Rata-rata perhari berkisar 41-48 ton. Untuk pengelolaan sampah kami menerapkan sistem controlled landfill,” ujar Wiwis.
Upaya lain, lanjut Wiwis, sejak tahun lalu sosialisasi dan edukasi sudah dilakukan untuk mengingatkan masyarakat mulai di tingkat paling bawah yakni RT/ RW bahwa sampah merupakan tanggungjawab bersama.
“Sehingga kepedulian akan sampah dengan cara membuang sampah pada tempatnya hingga pemilahan sampah sudah dilakukan di tingkat paling bawah. Jika itu tidak dilakukan maka akan sangat berat bagi kami di pemerintah daerah,” pungkas Kepala DLH Boyolali.