Ribuan Ternak di Tracing

Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan)Boyolali, Lusia Dyah Suciati. (Yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng – Boyolali- Sampai saat ini sudah 6.184 ekor ternak yang di tracing. Ternak-ternak yang suspek PMK tersebut tersebar hampir disemua kecamatan di wilayah Boyolali. Demikian ungkap Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Minggu 12 Juni 2022.

Dijelaskan selama penutupan pasar hewan, tim reaksi cepat (TRC) terus melakukan tracing dan pengobatan ternak terpapar PMK.

“Dari hasil tracking, ada 6.184 ekor hewan ternak ditemukan yang terindikasi terpapar ataupun kontak dengan yang terpapar. Hasilnya, ada 1.310 ekor ternak suspek PMK dan 32 ekor positif PMK. Kemudian ternak terpapar yang mati bertambah menjadi 16 ekor,” jelasnya.

Menurut Lusi penutupan pasar ini juga berbanding lurus dengan angka kesembuhan ternak. Mengingat selama ini, tim dokter hewan fokus pada penyembuhan ternak di kandang. Saat ini angka kesembuhan ternak terpapar baik suspek maupun positif mencapai 468 ekor.

“Sehingga angka kesembuhan ini naik 104 persen dari sebelum penutupan pasar hewan.”

Lusi menambahkan, ada tiga kecamatan yang masuk zona merah PMK. Hal itu dikarenakan adanya ditemukan kasus positif PMK hingga kematian ternak. Yakni Kecamatan Mojosongo, Andong dan Ampel. Sedangkan kecamatan yang masuk zona kuning PMK, antara lain Cepogo, Selo, Musuk, Gladagsari, Tamansari, Boyolali Kota, Teras, Wonosegoro, Andong, Karanggede, Simo, Sambi, Klego dan Nogosari.

“Kemudian lima kecamatan masih berada di zona hijau seperti Kecamatan Wonosamodro, Sawit, Banyudono, Kemusu, dan Juwangi. Kami berharap daerah ini tetap hijau dan tidak ikut-ikutan kuning atau merah,” hharapnya

Untuk ketersediaan obat, lanjut Lusi, pihkanya meminta agar pedagang ataupun peternak besar terlibat untuk mandiri. Sedangkan Disnakan membantu untuk ketersediaan tenaga kesehatan hewannya. Sejauh ini, kata Lusi kesadaran peternak besar sudah cukup tinggi. Para pedagang dan peternak juga telah memiliki ketersediaan obat yang akan diberikan pada ternak.

“Penyediaan obat dari Disnakan akan diprioritaskan untuk peternak kecil. Karena peternak besar mampu mwngkaver mandiri.”

Adapun perpanjangan penutupan pasar hewan berlangsung 11 Juni hingga 20 Juni mendatang. Kelima pasar hewan yang ditutup, Pasar Hewan Jelok di Cepogo, Karanggede, Pasar Hewan Kalioso di Nogosari, Pasar Hewan Simo dan Pasar Hewan Ampel. Selama perpanjangan penutupan, tim TRC yang melibatkan ensiminator PMI juga Polri ini akan fokus penanganan PMK yang ada di kandang milik warga dan pasar hewan.

“Untuk peningkatan pengawasan lalu lintas perdagangan sapi juga terus dipantau.”