KPU Boyolali : Tahun Ini Tahapan Pemilu Mulai dilakukan

Komisioner KPU Boyolali, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih (Sosdiklih) dan Partisipasi Masyarakat (Parmas), Muhammad Rohani (Yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-Boyolali- Pemilihan umum (Pemilu) 2019 menjadi evaluasi bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali.  Kondisi lapangan dalam rekapitulasi dan penghitungan suara bisa sampai tengah malam. Sehingga, banyak petugas KPPS yang harus bekerja hingga dini hari.
Komisioner KPU Boyolali, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih (Sosdiklih) dan Partisipasi Masyarakat (Parmas), Muhammad Rohani mengatakan hal tersebut menjadi evaluasi dan akan dipersiapan sedini mungkin. Pihaknya mengajak masyarakat turut berperan dalam menyelenggarakan pemilu yang sehat. Serta aktif berpartisipasi dalam pemilu termasuk menjadi penyelenggara ditahapan bawah.
“Kami masih menunggu aturan dari pusat (Teknis pemilihan KPPS,red). Karena pemilu 2024 akan merekrut anak muda yang paham aplikasi ya. Sehingga dimaksimalkan dengan anak-anak muda yang bisa menangkap kecepatan teknologi informasi.  Di sisi lain mereka secara fisik lebih kuat,” kata Rohani pada Sabtu 18 Juni 2022.
Rohani menambahkan pihaknya juga menggandeng OPD terkait. Terutama dalam pengecekan kesehatan pada petugas KPPS,PPS dan PPK. Pihaknya juga mulai menyiapkan sarana prasarana (Sarpras). Terutama jaringan-jaringan di daerah yang masih kesulitan akses internet. Saat ini tahapan pemilu 2024 telah dimulai.
Pada 2022 ini, lanjut Rohani sejumlah tahapan pemilu mulai dilakukan. Dimulai tahap perencanaan program dan anggaran. Serta penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu 2024 mulai disusun. Dilanjutkan dengan pendaftaran dan validasi peserta pemilu yang dimulai Agustus. Verifikasi dilakukan secara administratif dan faktual di lapangan. Kemudian pada Oktober dilakulan pemutakhiran daftar pemilih tetap (DPT) di Boyolali.
“Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih berlangsung dari 14 Oktober 2022 -21 Juni 2023. Itu termasuk daftar pemilih pemula (DPP) yang tiap bulan selalu diupdate,” kata Rohani.
Menurut Rohani pada November mendatang dilakukan penetapan jumlah kursi dan daerah pilih (Dapil). Saat ini ada 45 kursi legislatif di Boyolali. Namun, karena laporan jumlah penduduk Boyolali mencapai lebih dari satu juta orang. Sehingga sesuai ketentuan UU nomor 7 tahun 2017, untuk penduduk lebih dari 1 juta penduduk akan ada penambahan kursi. Yakni dari 45 menjadi 50 kursi. “Pastinya, hal itu perlu validasi yang nanti diputuskan oleh KPU RI,” katanya.
Senada, Ketua KPU Ali Fahrudin menambahkan pemilu serentak kembali digelar pada 2024. Yakni pemilihan ditingkat daerah dan gubernur serta Presiden dan DPR RI. Sedangkan tempo waktu pelaksanaan saling beriringan.
“Tentu saja kami akan memperkuat koordinaai dengan berbagai pihak. Baik dalam kesiapan logistik, kesiapan sumber daya manusia maupun anggaran.”