Disnakan Boyolali Menerima 400 Dosis Vaksin Ternak Tahap Pertama

Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati (yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng – Boyolali –Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali menerima 400 dosis vaksin ternak tahap pertama dari Kementerian Pertanian (Kementan). Pihaknya akan mengambil jatah vaksin tersebut ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jateng pada Jumat 24 Juni 2022.
“Kami terima 400 dosis dan besuk ambil ke provinsi. Sebelum penyuntikan, Disnakan akan ada pembekalan dulu untuk petugas vaksinatornya. Sasarannya belum ditentukan, nanti kita surveilans dulu daerahnya dalam tahap skrining awal sebelum divaksin,” kata Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Kamis 23 Juni 2022.
Dijelaskan, vaksin ternak tahap pertama mulai diterima sebanyak 400 dosis. Pihaknya juga telah mengusulkan vaksin pada dosis kedua sebesar 97.216 dosis. Kemudian tahap ketiga Disnakan mengajukan 163.039 dosis. Usulan tersebut berdasarkan prioritas jenis dan umur sapi. Karena sapi perah dinilai lebih rawan terpapar PMK dan rawan memburuk kondisinya.
Hanya saja,
Lusia menyebut juga telah mengirimkan data sistem informasi kesehatan hewan nasional (iSIKHNAS). Saat ini populasi sapi perah di Boyolali mencapai 94 ribu ekor. Sedangkan sapi potong lebih dari 107 ribu ekor. Ternak yang mendapatkan vaksin dalam kondisi sehat. Sehingga yang sebelumnya terpapar menunggu sehat kembali.
“Vaksin tahap pertama akan diprioritaskan pada sapi perah dengan prioritas betina. Setelah itu baru dilanjutkan baru dilanjutkan sapi perah jantan, remaja dan anakan atau pedet. Vaksin baru akan menyasar sapi potong dengan notabene lebih kebal. Baru dilanjutkan menyasar hewan ruminansia selain sapi. Seperti kambing, kerbau dan babi,” katanya.
Vaksinasi ternak tahap pertama akan dilakukan dalam tiga kali dropping. Dropping pertama turun 10 ribu dari FAO, kemudian kedua 800 ribu dosis dan dropping vaksin ketiga 22 ribu dosis. Dropping vaksin berdasarkan pada kondisi terkini populasi sapi dan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Susu. Lusia memilih mengikuti tahapan dan arahan Kementan. Sebab, Pemkab tidak diizinkan untuk pengadaan vaksin secara mandiri.
“Jadi di 800 ribu ini (Dropping kedua,red) kami akan menerima dropping dari Kementan. Karena yang 10 ribu dosis (Dari FOA,red) pastinya akan diprioritaskan dua prioritas wabah yakni Provinsi Jawa Timur dan Aceh. Sedangkan tahap satu ini kami (Pemkab Boyolali,red) meminta 138.569 dosis. Ini kalau permohonan kan kita maksimalkan,” jelasnya.