FOKUSJATENG.COM , KARANGANYAR – Pengembangan unit usaha produksi es kristal PUDAM Tirta Lawu Karanganyar menjadi inspirasi bagi daerah lain.
Pasca kunjungan Pemkab Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan PDAM Tirta Sembada Sleman beberapa waktu lalu. PUDAM Tirta Lawu kali ini menerima kunjungan kerja dari DPRD dan PDAM Tirtayasa Kota Pekalongan pada Senin (20/6).
Untuk tujuan yang sama, kunjungan kerja tersebut adalah guna melihat secara langsung proses produksi serta mempelajari lebih jauh mengenai tara kelola unit usaha es kristal PUDAM Tirta Lawu.
Wakil Ketua DPRD Pekalongan, Edy Supriyanto, mengatakan pengembangan unit usaha es kristal yang digarap PUDAM Tirta Lawu merupakan sebuah terobosan atau inovasi yang pertama di Indonesia. Inovasi tersebut juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi PDAM untuk bisa dikembangkan di kota maupun kabupaten lain.
“Kami bisa belajar secara langsung bagaimana berinvestasi dan berinovasi untuk meningkatkan pendapatan daerah. Disamping memaksimalkan program pelayanan kebutuhan air bersih yang prima untuk masyarakat, target dari PDAM Tirtayasa Kota Pekalongan adalah ingin berinovasi seperti PUDAM Tirta Lawu,” ungkapnya.
Ia menambahkan, nantinya juga akan mempertimbangkan lebih lanjut terkait pengadaan unit usaha es kristal bagi PDAM Tirtayasa.
“Kebutuhan masyarakat akan air bersih di Pekalongan tentu saja berbeda dengan Karanganyar. Karenanya, lebih lanjut perlu kami diskusikan terlebih dahulu dengan pihak – pihak terkait, sebelum nantinya unit usaha es kristal ini akan diterapkan di PDAM Tirtayasa,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PDAM Tirtayasa Kota Pekalongan, Muhammad Iqbal, mengatakan kunjungan kerjanya di PUDAM Tirta Lawu kali ini sangat membuka wawasan tentang pentingnya inovasi bisnis, termasuk bagi kelangsungan terkait pendanaan PDAM itu sendiri.
“PDAM juga harus mulai menciptakan inovasi bisnis seperti ini. Saya kira masyarakat juga akan mengerti, karena selain dituntut untuk melayani ketersediaan air bersih, dari sisi bisnis PDAM juga harus bisa mencukupi kebutuhan operasional,” ujarnya.
Iqbal berharap, keinginan PDAM Tirtayasa untuk perluasan unit usaha tersebut nantinya mendapatkan dukungan dari Pemkot Pekalongan maupun stakeholder yang ada.
“Sehingga PDAM Tirtayasa juga bisa ikut memproduksi es kristal sebagai perluasan unit usaha. Sejauh ini, inovasi yang telah kami lakukan masih sebatas pelayanan masyarakat secara umum. Selain melakukan pelayanan maintenance secara periodik, kami bekerjasama dengan perbankan untuk mempermudah pembayaran air PDAM secara online,” paparnya.
Dia mengatakan, minimnya mata air atau sumber air baku juga menjadi kendala, sehingga pihaknya masih mengandalkan sumber air bawah tanah. Belum lagi dampak banjir rob yang melanda Kota Pekalongan beberapa waktu lalu, hal itu juga disebutkan sebagai tantangan bagi PDAM Tirtayasa dalam memenuhi ketersediaan air bersih bagi masyarakat.
“Namun pada intinya, diluar kendala yang ada, PDAM Tirtayasa sangat tertarik sekali untuk mengadopsi pengembangan unit usaha es kristal seperti yang telah dikelola PUDAM Tirta Lawu.
Kami akan coba soundingkan kepada stakeholder yang ada, karena bagaimanapun juga kami tidak bisa berjalan sendiri dan tetap butuh dukungan atau support baik dari eksekutif maupun legislatif,” pungkasnya
Sementara itu, Direktur Utama PUDAM Tirta Lawu Karanganyar, Prihanto, mengatakan produksi es kristal membutuhkan modal yang relatif terjangkau.
Menurut perhitungannya, Break Even Poin (BEP) atau balik modal dicapai tak sampai 3 tahun. Butuh modal Rp 1 miliar lebih Rp25 juta. Penghitungan titik impasnya adalah setelah bulan ke-32.
“Produksi es kristal ini berlangsung sejak Februari 2022. Setelah mencapai BEP, laba per bulan diperkirakan Rp66,2 juta. Saat ini sudah ada sebanyak 32 agen penjualan. Kami juga akan menambah satu lagi mesin produksi berkapasitas 5 ton per hari,” tandas Prihanto. ( lg/bre)