Fokus Jateng-Boyolali-Di kawasan Lereng Merapi – Merbabu masih banyak ditemui peninggalan sejarah masa lalu. Seperti situs Watu tulis di Wonosegoro, Cepogo, Sendang Pitu, hingga Situs Cabean Kunti Cepogo. Kemudian Candi Lawang. Kendati bukan candi yang terkenal seperti Borobudur atau Prambanan. Candi yang berada di desa Sumbung, Cepogo, Boyolali ini, masih dipercaya sebagai pintu gerbang gaib dari kerajaan Majapahit. Dan umurnya dianggap paling tua dari semua candi yang ada di Jawa Tengah, yaitu sekitar 750 tahun .
“Disini lawang atau pintu yang dimaksud merupakan pintu gerbang gaib, jadi siapa saja yang melewati pintu candi itu telah memasuki gerbang gaib utama Kerajaan Majapahit” ujar Suyatno (67), penjaga resmi Candi Lawang, Jumat 8 Juli 2022.
Menurut Suyatno, benda cagar budaya ini, saat pertama kali ditemukan warga, wujudnya hanya batu-batu yang berserakan tidak beratur. Lalu atas prakarsa peneliti dari dinas purbakala, maka berhasil disusun ulang bentuk candi khas peradaban Hindu-Budha.
Selanjutnya, warga setempat menyebutnya Candi Lawang. Karena saat hasil candi sementara, bentuknya menyerupai pintu. Pihak Purbakala sendiri juga tidak keberatan dengan nama itu. Itu artinya, Candi Lawang memang merupakan sebuah candi dengan arti sebenarnya. Sedangkan makna tersirat adalah fungsi candi yang dimasa lalu diperkirakan memang hanya berfungsi sebagai simbol pintu gerbang. Namun pintu gerbang yang dimaksud adalah sebuah pintu gerbang gaib dengan makna yang lebih besar. Siapa saja yang masuk melalui candi itu dianggap masuk kerajaan gaib dari kerajaan besar Majapahit.
“Makluk-makhluk gaib yang hendak berkunjung ke Majapahit, di candi lawang inilah gerbang masuknya jika mereka datang dari arah barat,” katanya.
Bahkan hingga sekarang, mereka percaya bahwa kerajaaan Majapahit masih ada dan masih berdiri meskipun dengan versi gaibnya.
Mereka juga percaya masih ada tiga pintu gaib lagi di tanah Jawa sebagai gerbang dari kerajaan Majapahit. Ketiga pintu gaib lain itu letaknya di sisi timur, selatan, dan sisi utara dari kerajaan Majapahit.
Menurut pemerhati sejarah Boyolali Surojo, diduga candi lawang merupakan tempat peribadatan untuk mencapai tingkat selanjutnya. Candi Lawang masih satu rangkaian dengan kompleks Candi Sari dan kompleks petirtaan Cabean Kunti. Ketiganya dibangun pada masa Mataram Kuno atau Medang periode Jawa Tengah. “Namun butuh penelitian lebih lanjut karena denahnya tidak terlihat,” ujarnya.
Jika diperhatikan dengan seksama, Candi Lawang memiliki struktur bangunan menyerupai Candi Prambanan, yakni tiga candi utama dan tiga candi perwara.
Candi ini memiliki lima struktur bangunan yakni Candi Induk, Candi Perwara I, Candi Perwara II, Candi Perwara III dan Candi Perwara IV.
Hanya saja, struktur bangunan candi masih nampak utuh hanya pada bagian utama saja. 4 perwara yang mengeliling candi lawang ini hanya tingga batu persegi yang tertata saja. Di papan informasi, juga belum disebutkan kapan Candi Lawang dibangun.