Dinkes Boyolali Temukan Boraks Dalam Mie Basah

Petugas mengambil sampel untuk cek laboratorium di lokasi industri pengolahan mie basah. hasilnya positif boraks (istimewa). (yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-Boyolali- Tim pengawasan obat dan makanan Pemkab Boyolali menemukan mie basah yang terindikasi mengandung zat kimia jenis boraks dijual bebas dipasaran Boyolali dan sekitarnya.
“Sore dapat laporan, 11 Juni pagi kita tindak lanjuti. Ternyata Dinas Ketahanan Pangan juga mendapat laporan yang sama dan kita bertemu di lokasi. Lalu kita ambil sampel untuk cek laboratorium, ternyata betul, hasilnya positif boraks. Dalam sehari dia memproduksi 5 -6 kuintal mie basah untuk mie ayam,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, Selasa 12 Juli 2022.
Temuan itu bermula, adanya laporan masyarakat terkait mie basah yang disinyalir mengandung zat kimia berbahaya di wilayah Karangnongko, Mojosongo. Tim kemudian melakukan pengecekan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium, diketahui makanan tersebut mengandung zak kimia jenis boraks. Setelah dilakukan pembinaan, sekali lagi tim menemukan pemilik usaha tersebut masing menggunakan boraks sebagai campuran pembuatan mie basah tersebut.
Pembinaan pertama dilakukan. Puji turut menggandeng pihak-pihak terkait. Seperti tim pembinaan pengolahan pangan yang pembinaan dan pendampingan bagaimana cara membuat mie yang sesuai standar dan aman. Namun, pada pemeriksaan lab kedua pada 24 Juni, mie yang diproduksi tetap positif boraks.
“Karena dua kali pemeriksaan laboratorium masih positif boraks. Maka hari ini kita tindak lanjuti dengan memberikan SP pertama. Karena memang prinsipnya kita pro investasi, kita ingin memberikan pembinaan yang baik. Jadi kita juga kerjasama dengan BPOM, ternyata memang ada catatan masalah yang sama yakni mengandung boraks, pada pemilik tersebut,” ujar Puji.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Boyolali Joko Hartono saat dikonfirmasi membenarkan, bahwa pengungkapan berawal dari tim pengawasan obat dan makanan Pemkab Boyolali menerima laporan dugaan penggunaan zat berbahaya pada mie basah. Adapun hasil pengujian oleh tim petugas Dinkes Boyolali, ternyata terindikasi adanya mi basah yang mengandung boraks.
“Terkait hal tersebut, tentu saja ada tindakan sesuai prosedur. Dua kali pembinaan masih positif boraks, kita beri SP pertama. Untuk langkah selanjutnya masih kita bicarakan, bisa jadi kita limpahkan ke Bupati dan Sekda,” katanya.

Kasi Pembinaan, Penyuluhan Ketertiban Umum, Satpol PP Boyolali, Hani Rulianto menambahkan pihaknya menjadi bagian dari tim pengawasan obat dan makanan. Diketahui bahwa produksi mie basah tersebut beroperasi sejak dua tahun lalu. Pihaknya sudah mendatangi lokasi pada Selasa 12 Juli. Sampel mie basah tersebut kembali dilakukan pemeriksaan laboratorium.

” Kita tunggu dan lihat hasilnya maka akan ada koordinasi selanjutnya. Dan itu belum ada perizinan TPIRT, izin usaha tidak ada,” ujarnya.