Mie Basah Mengandung Boraks, Sehari Bisa Produksi 6 Kuintal

Fokus Jateng-Boyolali-Pemkab Boyolali berhasil membongkar produksi rumahan mie basah mengandung boraks di Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.
Selain sudah beroperasi sekitar 5 tahun. produksi mie basah itu mencapai 600 kilogram/hari dan dijual ke beberapa kecamatan di Sukoharjo melalui pengepul.
“Setelah dicek memang produksinya sudah lima tahunan. Dengan produksi perhari sampai 6 kuintal. Mie boraks ini dijual ke pengepul dan kemudian dipasarkan lintas daerah, yakni area Kartasura dan Bekonang, Sukoharjo,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali, Joko Suhartono, pada Rabu 13 Juli 2022.
Perda nomor 20 tahun 2011, sanksi dan penindakan diarahkan pada pembinaan atau persuasive. Hanya saja, lanjut Joko, pembinaan sudah dilakukan. Namun, pembuat mie tetap nekad membubuhkan boraks. Maka dilanjutkan dengan pemberian teguran pertama hingga ketiga. Jika belum ada perbaikan. Maka Pemkab Boyolali akan mengambil penindakan.
“Berdasarkan kesepakatan bersama, rakor tindak lanjut tadi yang diikuti dinas terkait dan TNI/Polri. Hasilnya akan dilakukan upaya hukum,” kata Joko usai rapat koordinasi tim pengawasan obat dan makanan. Terdiri dari 16 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI dan Polri terkait tindak lanjut temuan mie boraks tersebut .
” Saat ini hasil rapat sudah kami serahkan ke Pak Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian. Untuk pengecekan lagi ke lokasi produksi mie tersebut,” kata Joko.
Sementara Polres Boyolali menyebut, sejauh ini kasus tersebut masih ditangani Pemkab Boyolali, belum ada pelimpahan ke polres.
“Sementara kami masih menunggu langkah dari pemkab, intinya Polres siap utk melakukan proses hukum jika nanti ada pelimpahan dari pemkab,” kata Kapolres Boyolali AKBP Asep Mauludin.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti menyebut telah menerima laporan dari masyarakat pada 8 Juni lalu, yakni terkait adanya produksi mie basah yang disinyalir mengandung formalin dan boraks di Karangnongko, Mojosongo.
“Sore dapat laporan, 11 Juni pagi kita tindak lanjuti. Ternyata Dinas Ketahanan Pangan juga mendapat laporan yang sama dan kita bertemu di lokasi. Lalu kita ambil sampel untuk cek laboratorium, ternyata hasilnya positif boraks. Dalam sehari dia memproduksi 5 -6 kuintal mie basah untuk mie ayam,” ungkapnya.