Fokus Jateng-Boyolali-Ular memang bisa berkeliaran dan muncul di mana saja, penampakkanya terkadang cukup mengagetkan. Entah ular besar atau kecil dari mana asalnya adanya ular pun akan membuat panik.
Seperti penempakan ular di kawasan Kampung Pomah, Kelurahan; Kecamatan Mojosongo, Boyolali.
Kemunculan ular jenis sanca kembang yang kerap membuat panik pengguna jalan yang melintas. Bahkan ada juga warga yang hampir terjatuh karena tak sengaja terlindas sepeda motor. Warga sempat memburu keberadaan ular tersebur. Namun, hasilnya nihil.
” Malam itu, saya naik motor, ada benda melintang dan bergerak ke arah makam kan mantul berkilau. Lalu saya sorot pakai lampu tembak, ternyata itu ular besar. Ular tersebut menyebrang dari barat ke timur (Menuju makam,red). Panjangnya, kepalanya sudah disisi timur jalan tapi ekornya di barat jalan, ularnya memenuhi jalan,” kata salah satu warga setempat, Ibnu Setiadi. Rabu 13 Juli 2022.
Menurut Saiful warga lainnya, ular besar itu selalu melintas pada malam hari. Sudah banyak warga yang memergoki ular tersebut. Namun sesaat kemudian, ular sudah menghilang. Warga yang datang tak lama kemudian tidak berhasil menangkap ular.
“Jangankan menangkapnya, sekedar melihat arah perginya saja tidak bisa. Saat ada warga yang melihat kemudian teriak-teriak, saat kami datang ular itu sudah nggak ada,” ujarnya.
Teror ular ini sudah terjadi beberapa bulan terakhir. Ada dua lokasi yang biasanya dilewati ular sepanjang 4-6 meter ini. Lokasi pertama di jalan belakang Puskesmas Mojosongo ke selatan. Tepatnya di depan pemakaman Kampung Pomah. Serta di jalan kampung yang dekat dengan jurang.
Terkait keberadaan ular tersebut, Lurah Mojosongo, Sugeng Budi Mulato membenarkannya. Namun demikian, pihaknya meyakinkan bahwa ular tersebut adalah ular sungguhan dan bukan ular jadi- jadian seperti informasi yang berkembang.
“Kalau saya, itu ular sungguhan. Bukan ular jadi- jadian atau siluman. Itu sejenis ular sawa kembang atau sanca,” kata Sugeng.
Diungkapkan, wilayah Kampung Pomah masih cukup banyak areal ladang. Bahkan, kondisi tanahnya berkontur sehingga bisa dimanfaatkan ular untuk membuat sarang. Apalagi ada saluran air dengan kedalaman yang lumayan.
“Bahkan, kami bersama warga pernah membongkar rumpun bambu dan mendapati sejumlah telur ular. Ada yang masih utuh, ada pula bekas yang sudah ditetaskan” imbuhnya.
Sugeng mengemukakan pernah meminta pertolongan pawang ular untuk menangkap ular tersebut. Hanya saja, hingga kini belum berhasil melakukan penangkapan. Dan ular dikabarkan masih sering muncul.
“Pernah ada warga naik motor dan menabrak ular itu. Hampir terjatuh, ularnya juga diam saja,”ujarnya.
Kendati demikian, secara umum ular sanca itu tidak membahayakan warga. Belum pernah ada ayam atau unggas warga yang dimangsa ular. Bahkan sebaliknya, keberadaan ular itu menguntungkan warga, utamanya para petani.
“Ular itu paling hanya memangsa tikus yang biasanya menyerang tanaman jagung dan ketela,” ujar Lurah Mojosongo.