FOKUS JATEG-BOYOLALI-Meningkat permintaan kartu kuning atau AK1 di Boyolali. Banyaknya pencari kerja tersebut didominasi lulusan SMA dan SMK. Hanya saja, ribuan lowongan kerja (loker) yang tersedia, tidak semua diminati para pencari kerja (pencaker).
Informasi di Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Boyolali menyebut pada 2021, jumlah pencaker mencapai 7.829 orang. Meski jumlah pencaker cukup tinggi, angka loker di Boyolali sangat mencukupi. Pada 2021 ada 16.637 loker. Sedangkan tiap tahunnya angka loker mencapai belasan ribu. Loker didominasi perusahaan dan pabrik garment yang tersebar di beberapa kecamatan.
“Sebenarnya jumlah lokernya sangat mencukupi. Bahkan turah-turah (Sisa,red). Terutama pabrik garment, bahkan sampai harus mencari pekerja dari luar Jawa Tengah. Namun, masih ada pencaker yang milih-milih, gak mau di pabrik,” kata Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja (Penta), Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Sugeng Priyanto. Rabu 20 Juli 2022.
Disebutkan tingginya pencari kerja juga dapat diketahui dari jumlah pencari kartu kuning (AK1) yang mencapai 7-8 ribu orang tiap tahunnya.
“Rata-rata pencari kerja usia produktif. Didominasi lulusan SMA dan SMK, tapi lulusan sarjana, SMP maupun SD juga ada, asalkan sudah memiliki KTP. Kemudian pencaker dari Januari -Juni ini sudah mencapai 3.660 orang.Untuk mendapatkan kartu kuning ini, bisa dilakukan secara online maupun langsung ke lokasi,” paparnya.
Terkait hal tersebut, Diskopnaker berupaya meningkatkan skill pencaker diantaranya melalui program pelaihan di Balai Latihan Kerja (BLK). Hingga Juni 2022, sudah ada 240 orang yang mengikuti kegiatan pelatihan. Mulai dari program keahlian menjahit, teknik mesin, teknik informatika, pengoperasian mesin bubut, pertukangan hingga boga.
“Rata-rata setelah keluar langsung membuka UMKM. Ada juga yang berminat pada promosi online. Banyak juga yang kami bantu salurkan ke perusahaan yang sudah bermitra dengan kita. Seluruh biaya pelatihan ini tidak dipungut biaya alias gratis,” pungkasnya.