FOKUS JATENG-BOYOLALI-Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Kabupaten Boyolali bakal lebih fokus memberikan pendampingan dan bantuan peralatan bagi disabilitas yang menjadi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Jadi pada 2023 kami fokus ke teman-teman disabilitas yang menjadi pelaku UMKM. Kami akan pilih 12 kecamatan. Tapi akan ditentukan nanti sesuai proposal yang diajukan dan kami verifikasi lapangan,” kata Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja (Penta), Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Sugeng Priyanto, Kamis 21 Juli 2022.
Sugeng menegaskan langkah tersebut dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi disabilitas agar lebih berkembang. Termasuk mencukupi kebutuhan ekonomi secara mandiri. “Maka tahun depan kami beri kepercayaan bahwa mereka bisa dan mampu sama seperti kita yang normal. Diharapkan bantuan ini bisa bermanfaat jangka panjang bagi mereka,” katanya.
Saat ini, pihakya tengah melakukan pendampingan pada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bahkan, sebanyak 20 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendapatkan pendampingan dan bantuan peralatan. Bantuan tersebut total senilai Rp 43 juta. Tiap pelaku UMKM mendapatkan bantuan Rp 2.150.000 yang diwujudkan dalam bentuk peralatan usaha.
Selain itu, pendampingan dilakukan dengan pemberian peralatan pendukung hingga pemasaran produk.
“Bantuan tidak hanya pendampingan untuk pengembangan usaha. Kami juga memberi peralatan sesuai potensi wilayah masing-masing. Karena antara Boyolali Kota dan Selo tentu berbeda potensinya. Dan tahun ini kami telah memberikan bantuan wirausaha baru di tiga desa,” Sugeng Priyanto.
Disebutkan ada tiga desa yang menjadi sasaran yakni, Desa Mojolegi, Teras; Catur, Sambi dan Sepadan Lor, Selo. Menurut Sugeng Priyanto untuk Desa Mojolegi, Teras dan Catur, Sambi mendapat bantuan peralatan boga.
“Sedangkan UMKM di Desa Sepandan Lor, Selo mendapat bantuan pertukangan. Setelah itu, kami pantau perkembangannya. Kita monitor minimal tiga bulan pasca bantuan harus berkunjung ke lokasi tersebut,” katanya.
Dijelaskan, pemberian bantuan ini diberikan pada UMKM yang membutuhkan. Kelompok UMKM mendaftar dengan mengajukan proposal. Selanjutnya, Diskopnaker melakukan verifikasi data dan cek lapangan. Pemberian bantuan dilakukan merata agar tiap kecamatan kebagian.
Sementara, Ratih Wulandari salah satu pelaku UMKM mengatakan produknya makanan khas Boyolali. Namun, usahanya sangat terasa sekali dampaknya karena pandemi COVID-19. Sejak masa pendemi, Ratih mengaku, omzetnya turun drastis. Kini ia sudah mendaftarkan salah satu penerima bantuan dana pendampingan. “Kami berharap dengan bantuan pemerintah ini dapat bermanfaat bagi UMKM, dan perekonomian masyarakat kembali bergairah,” ujarnya.