FOKUS JATENG-BOYOLALI- Harga tepung terigu terus beranjak naik sejak awal tahun lalu, kini bahkan sudah menyentuh di harga Rp259.000 – Rp265.000/zak dari harga sebelumnya Rp 195.000/ zak isi 25 kilogram. kenaikan harga lebih dari Rp60.000/zak, diprediksi bakal berdampak naiknya harga sejumlah produk olahan berbahan tepung terigu.
“Naik sudah sebulanan, dan bertahap. Tapi harga ini sudah paling mahal. Ada isu bakal naik lagi, tapi ya belum ada. Meski penjualan masih normal, tapi banyak juga yang protes. Apalagi, di sini yang beli rata-rata UMKM makanan. Seperti gorengan, kerupuk, mie ayam dan lainnya,” ujar Yuli distributor tepung terigu di Toko Sumber Rejeki, Pasar Sunggingan, Boyolali Kota. Jumat 12 Agustus 2022.
Dijelaskan, lonjakan harga terigu juga berimbas pada pembeli. Kondisi ini membuat distributor tidak berani menyetok terigu terlalu banyak. Mengingat, saat harga normal, pihaknya bisa menjual 100-200 zak tiap bulannya. Sekarang kesulitan menghabiskan stok tersebut, karena pembeli juga enggan mengambil dalam jumlah besar.
“Sekarang yang penting ada barangnya saja. Karena sekarang nyetok 100-200 zak saja belum tentu habis,” katanya.
Kirdi (53) salah satu Produsen Mi Rasa Baru, Kampung Koplak, Siswodipuran, Boyolali Kota mengaku harus menyesuaikan harga. Karena tepung terigu merupakan bahan baku utama mi buatannya. Maka, sejak pihaknya juga terpaksa ikut naik dari Rp10.000/kilogram menjadi Rp13.000/kilogram
“Kami mengikuti saja, ketika terigu naik itukan bahan bakunya mi naik. Maka harga jual mi juga baik. Walaupun naiknya gak sesuai kenaikan bahan baku, karena kalau sesuai jatuh UMKM makanannya. Ya ambil untung dikitlah, karena kalau gak naik ya kami juga yang rugi,” ujar Kirdi.
Ia mengemukakan pada Oktober 2021 harga tepung terigu Rp175.000/zak. Setelah itu, mulai naik bertahap hingga saat ini menyentuh di harga Rp265.000/zak. Kareka kenaikannya cukup tinggi, pihaknya kemudian membuat pengumuman kenaikan harga mi. Kendati ada juga yang protes, namun, penjualan mi tetap berjalan.
Dalam sehari dia bisa menjual empat kuintal mi. Dia melayani pembelian dalam jumlah banyak maupun eceran satu kilogram mi.
“Memang repot, harga tepung sering berganti-ganti tiap harinya. Apalagi tepung terigu tidak tahan lama. Paling lama hanya dua bulan. Setelahnya bisa muncul kutu seperti di beras,” pungkasnya.