PTM di Boyolali Berjalan Seperti Biasa

Darmanto Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Setelah pandemi mulai mereda, para siswa di Boyolali mulai kembali ke sekolah dan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen sejak satu bulan terakhir.
Kendati demikian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali masih terus melakukan pemantauan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.
“Untuk memastikan PTM berjalan lancar. Meskipun Covid-19 sudah melandai, bukan berarti kami mengendorkan aturan prokes di sekolah- sekolah,” ujar Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, Kamis 25 Agustus 2022.
Menurut Darmanto, hasil pantauan selama satu bulan PTM, tidak ditemukan adanya siswa atau guru dan karyawan yang terpapar Covid-19. Hasil pantauan, kegiatan PTM di sekolah baik SD maupun SMP berjalan lancar.
“ Kami berharap tentunya kegiatan PTM terus berjalan lancar,” ujarnya.
Darmanto menegaskan, pihaknya tetap mengingatkan para siswa dan pihak sekolah untuk tetap menerapkan prokes. Juga senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Semua guru juga sudah divaksin covid-19. Kemudian pihak sekolah juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” imbuhnya.
Dengan demikian, seluruh warga sekolah dalam kondisi sehat untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
Para guru, lanjut dia, juga diminta aktif memantau kondisi para siswa.
“Artinya, kondisi kesehatan setiap siswa harus selalu dipantau setiap hari. Semisal, ada siswa yang terkena flu agar diminta untuk tidak masuk sekolah terlebih dahulu. Siswa bersangkutan diminta untuk segera berobat ke dokter,” katanya.
Ditambahkan, hasil pantauan juga menunjukkan para siswa dan guru bersemangat mengikuti PTM. Demikian pula orang tua siswa, turut memberikan dukungan positif. Mereka menyadari, ternyata pembelajaran daring dirasa menyulitkan semua pihak terkait.
“Ini kan para siswa bisa bersosialisasi secara langsung dengan teman-teman maupun guru setelah sebelumnya sekolah daring. Hal itu bisa menambah imun karena merasa bahagia. Seluruh stake holder termasuk saya, guru, siswa, ortu masih lebih memilih luring daripada daring,” pungkasnya. (*)