Petani Banyudono Mulai Tertarik Drone Untuk Penyemprotan Pestisida

Petani Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono juga memanfaat teknologi drone untuk meningkatkan budidaya pertanian padi. (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Sebagai salah satu wilayah penghasil padi, warga Dukuh Jetak, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono juga memanfaat teknologi untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Diantaranya dengan memanfaatkan drone yang telah diaplikasikan sebagai sarana menebar pupuk dan menyemprotkan pestisida tanaman padi di sawah.
Maryono (52) salah satu petani padi di Dukuh Jetak Desa Jembungan mengatakan satu unit drone yang dikendalikan dari pinggir sawah dengan mudah menebarkan pupuk ke areal pesawahan. Hanya saja, pupuk yang digunakan adalah pupuk cair. Jika menggunakan pupuk urea atau jenis pupuk butiran lainnya, maka pupuk harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu.
“Dengan drone ini, proses pemupukan bisa diselesaikan sangat cepat, satu hektar hanya butuh sekitar 10 menit,” katanya, pada Selasa 6 September 2022.
Operator drone, Bastian mengaku dirinya sekedar sebagai operator bersama seorang temannya. Sedangkan drone tersebut milik sebuah perusahaan swasta di Solo. Dijelaskan, perusahaan khusus menyewakan drone untuk keperluan pertanian.
“Bisa untuk menebar pupuk atau menyemprotkan pestisida pembasmi hama,” kata Bastian.
Selain itu, prosesnya lebih cepat dan lebih praktis. Jika menebar pupuk secara manual bisa memakan waktu hingga setengah jam lebih untuk lahan satu petak atau sepertiga hektare. “Maka dengan menggunakan drone, maka sepetak sawah bisa selesai dalam waktu kurang dari 10 menit. Biaya juga murah, antara Rp175.000- Rp250.000 per hektare. Petani tinggal menyediakan pupuknya,”kata Bastian.
Dijelaskan, dalam sehari dia bisa melayani petani untuk pemupukan atau penyemprotan hama hingga 10 hektare. Sekali gendong, drone tersebut dapat membawa 10 liter pupuk untuk mengkaver 1-1,3 hektare per sekali terbang. (*)