FOKUS JATENG-BOYOLALI- Para petani tembakau rajangan di kawasan lereng Merapi- Merbabu merugi. Harga panen kini anjlok karena cuaca dan ditambah aturan yang semakin menyulitkan.
“Ada aturan baru dari perusahaan koorporassi,” kata Perwakilan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Boyolali, Wiyarto. Minggu 11 September 2022.
Disebutkan mulai tahun ini, hanya tembakau rajangan kering tanpa gula saja yang bisa masuk. Karena kualitasnya dianggap bagus dan masuk spek tinggi.
“Nah aturan itu sudah cukup memberatkan,”ujarnya.
Dengan demikian, kuantitas tembakau hatus ditambah. Karena tiga kuintal tembakau rajangan tanpa gula. Hanya bisa jadi satu keranjang widik. Namun, jika diberi semprotan gula bisa menjadi dua widik. Sehingga petani juga kesulitan untuk menyalurkan ke korporasi pabrik tembakau. Kalaupun ingin menyalurkan ke pabrik. Otomatis tembakau rajangan kering yang bisa dijual juga menurun.
“Jadi petani semakin menanggung kerugian. Karena gak boleh pakai gula itu. Saat ini, hasil tanamannya itu merosot. Karena kemarin curah hujan tinggi, itu berpengaruh pada kualitas dan kuantitas daun tembakau. Saat ini, kuantitas daun yang bisa dipanen turun sampai 40 persen saja,” katanya.
Selain itu, Petani juga dibuat lemas dengan harga jual yang turun. Harga tembakau saat ini mencapai Rp60.000 per kilogram. Itu untuk tembakau rajangan kering grade pertama. Sedangkan, grade di bawahnya diharga sekitar Rp50.000-Rp55.000 per kilogram.
Isu kenaikan harga cukai tembakau. kata Wiyarto, membuat pabrikan tidak mau membeli dengan harga tinggi. Ketika cukai naik, maka perusahaan akan menekan biaya bahan baku. Sehingga petani mau tak mau menjual dengan harga yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan saat ini, sudah 85 persen tembakau sudah di panen. Terutama daerah Suroteleng, Selo.
“Lalu biaya produksinya semakin naik. Bahkan lebih dari 30 persen. Harusnya pengeringan bagusnya satu hari kering lalu ditambah sehari lagi agar kering sempurna dan aromanya enak. Sekarang mendung terus. Kita untuk jemur harus turun sampai luar Selo, ” keluhnya. (*)
Petani Tembakau Tak Berharap Banyak Pada Musim Panen Tahun Ini
