FOKUS JATENG-BOYOLALI-Musim kemarau basah , permintan air bersih meningkat. Tahun ini, permintaan air bersih di dominasi Kecamatan Tamansari, Wonosamudro dan Wonosegoro. Bantuan air bersih yang tersalurkan mencapai 402.000 liter.
“Permintaan dropping air meningkat sejak minggu pertama Agustus ini,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik (Darlog) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suherman, pada Kamis 29 September 2022.
Dijelaskan, sejumlah daerah yang kekurangan air bersih mengajukan permintaan ke BPBD. Dan langsung ditindaklanjuti dengan pengiriman air bersih. Sampai saat ini, ada lima kecamatan yang mengajukan air bersih.
“Sampai September ini, kami sudah menyalurkan 72 tangki atau 402.000 liter air bersih. Ada Enam kecamatan yang menjadi sasaran dropping, yakni Tamansari, Simo, Boyolali Kota, Kemusu, Wonosamudro dan Wonosegoro,” jelasnya.
Kemudian, di Boyolali Kota juga dua kali dropping di perumahan Winong. Lalu di Kecamatan Kemusu sudah tiga kali dropping air bersih. Yakni dua kali di Dusun Glinggang dan satu kali Dusun Gagan, Desa Kendel. Dropping air yang diberikan mulai dari lima ribu liter hingga 13.000 liter air bersih. Tidak menutup kemungkinan. Permintaan air akan bertambah.
“Sementara ini, permintaan paling banyak memang di Tamansari dengan dropping 40 tangki atau 224.000 liter air. Wonosamudro, ada delapan permintaan. Dengan 11 tangki air bersih yang disalurkan. Sedangkan di Wonosegoro ada empat permintaan dengan lima tangki air bersih telah disalurkan,” imbuhnya.
Disebutkan ada enam desa di Kecamatan Tamansari yang mendapat dropping air. Yakni, tujuh dusun di Desa Dragan, lima dusun di Desa Jemowo, sembilan dusun di Desa Lampar, tiga dusun di Desa Sumur, lima Dusun di Desa Lanjaran dan lima dusun di Desa Sangup.
“Dropping air yang disalurkan dari BPBD maupun Dana Amanah Pemeberdayaan Masyarakat (DAPM),” ujarnya.
Sedangkan di wilayah Wonosamudro, dropping air dilakukan di Desa Bengle. Dan menyasar Dusun Sambiroto sebanyak tiga kali dan Dusun Kalilantung dua kali. Kemudian juga menyasar Dusun Getaskrikil, Desa Garangan serta Dusun Prapat dan Lokasari, Desa Gunung Sari, Wonosamudro.
“Untuk Wonosegoro menyasar dua Desa. Yakni, Dusun Seworan, Desa Ketoyan dan Dusun Bodeh serta Dusun Rempelas, Desa Guwo, Wonosegoro,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Widodo Munir mengatakan 300.000 Warga Boyolali sempat mengalami krisis air bersih pada 2019 akibat kemarau panjang.
Berkait hal itu, Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui BPBD Boyolali telah mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) Kekeringan beberapa waktu lalu. Rakor tersebut diikuti oleh camat-camat yang memiliki potensi kekeringan di Boyolali.
“Dalam rakor itu sudah kami petakan, daerah-daerah yang akan mengalami kekeringan. Antara lain Tamansari, Musuk, Womosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Juwangi,” kata Widodo.