Hari Batik, Anak-anak Lereng Merapi Gelar Tarian Batik

Tari yang disajikan dengan judul Batik Indonesia tersebut, menggambarkan gerakan membatik dengan cara tradisional yang dibawakan oleh anak-anak Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Boyolali. (doc.ist/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Menyambut Hari Batik Nasional, anak-anak di kawasan Lereng Gunung Merapi, Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah, dikenalkan motif batik dengan cara menggambar dan gerak tari. Cara ini dilakukan sebagai upaya pelestarian batik yang menjadi warisan dunia.
Bertempat di Sanggar Anagata Merapi, Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Boyolali, anak-anak ini tengah asik menggambar dan mewarnai motif dan corak batik seperti batik megamendung, kawung dan parang yang menjadi motif khas jawa tengah pada khususnya. Acara ini digelar oleh Sanggar Anagata dalam menyambut Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober, namun yang lebih utama adalah pengenalan batik kepada anak-anak yang ada kawasan Lereng Gunung Merapi. Selain menggambar, anak-anak juga dikenalkan tentang batik melalui media seni tari .
“Iya, mengenalkan motif batik, mewarnai, serta menari, mewarnai motif batik,ada motif megamendung,kawung dan parang, kalau tari batik ini menceritakan tentang proses pembuatan batik secara manual dengan menggunakan canting dan malam,” kata Fatiya salah satu peserta .
Adapun tari yang disajikan dengan judul “Batik Indonesia” tersebut, lanjut Fatiya menggambarkan gerakan seperti membuat batik dengan cara manual dimulai dengan gerakan mencuci kain, kemudian mencanting atau menuliskan desain hingga proses penglorodan, yang menjadi proses akhir dalam membuat batik tulis. Anak-anak begitu senang dan antusias dalam mengenal batik yang sudah menjadi warisan budaya Indonesia.
“Bangga banget dengan batik, karena batik merupakan warisan budaya Indonesia yang memang harus dilestarikan,”imbuhnya.
Pendiri Sanggar Anagata Merapi, Sarsito menjelaskan, meskipun berada dibawah kaki Gunung Merapi, anak-anak tidak boleh lupa atau bahkan tidak mengenal batik, dari cara sederhana dan menyenangkan ini anak-anak diajak untuk mengenal lebih dalam tentang batik yang saat ini sudah menjadi warisan dunia. “Pada hari ini dilakukan kegiatan memperkenalkan batik kepada anak-anak melalui gerak tari, dimana disitu ada gerakan-gerakan yang menggambarkan tentang bagaimana cara membatik secara tradisional, kemudian diperkenalkan juga motif-motif batik ada megomendung, parang, kawung dan lain sebagainya melalui lomba mewarnai. Selain itu kita mengedukasi mereka tidak hanya dengan verbal tapi juga mendekatkan mereka melalui seni jadi ada gerakan gerakan yang seolah mereka membatik,” ujarnya.
Dalam penyajian tari ini, Sarsito menggandeng Sanggar Tari Puspita Panjrah, Ngarsopuro Mliwis Cepogo Boyolali. Pihaknya berharap melalui media seni, anak-anak bisa mengenal batik dan kemudian mereka bisa mengembangkan motif batik yang sesuai dengan kearifan lokal masyarakat lereng Merapi. (**)