Misteri Situs Candi Tlawong dan Penunggunya

Situs candi tlawong ditutup terpal warna biru (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Kegiatan ekskavasi atau penggalian di Situs Gumuk Serut atau Candi Tlawong, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, dihentikan sementara oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, mendadak viral.
Disisi lain, Situs gumuk serut di areal pesawahan Desa Tlawong, Kecamatan Sawit ini dikenal oleh warga sebagai lokasi yang angker sejak lama. Sehingga, tak banyak warga yang berani menginjakkan kaki di gumuk tersebut. Mereka khawatir bakal terkena bencana.
Berbagai kejanggalan kerap terjadi di area tersebut. Konon di batuan tersebut muncul mahluk tinggi besar menyerupai raksasa berwarna hitam menjulang tinggi duduk bersila di atas batu candi.
“Dulu kerap kali menampakkan diri atau menghalangi orang-orang yang memiliki tujuan negatif, itu mungkin penunggu candi,” kata Giman (77) warga sekitar.
Ia menambahkan, pernah ada warga yang menemukan perhiasan emas di tempat itu lalu dibawa pulang. Sesampai di rumah, seisi rumah pun mengalami sakit. Setelah barang temuan dikembalikan, mereka bisa sembuh.
Warga yang lain mengatakan bahwa situs candi Tlawong dijaga seekor ular besar. Dimana ular itu sering menampakkan diri di sekitar areal tersebut.
“Keluar dari lubang di dekat yoni yang ada di sisi timur situs. Lalu berjalan pelan menyusuri areal persawahan hingga kemudian masuk lagi ke dalam lubang,” kata Bambang (52) yang mendengar dari penuturan orang yang lebih tua. Selasa 4 Oktober 2022.
Hingga kini, tidak ada warga yang berani menangkap atau membunuh ular tersebut. “Nggak ada yang berani menangkap atau membunuhnya, bahaya sekali. Orang itu dan keluarganya bisa mengalami celaka,” ujarnya.
Warga lainnya, Jefri juga mengaku pernah mengalami peristiwa yang heboh dan menakutkan. Dia masih ingat pernah melihat kepala banteng tanpa badan melayang di sekitar kawasan situs kuno tersebut.
Kejadian tersebut dialami saat dia membantu orang tuanya mengairi sawah tak jauh dari situs candi Tlawong atau yang biasa disebut situs gumuk serut. Saat itu sore hari dan matahari baru saja tenggelam.
“Tiba- tiba dari arah utara muncul kepala banteng tanpa badan melayang berputar- putar lalu hilang lagi di kawasan situs. Saya ketakutan dan bergegas pulang.”
Ketua Boyolali Heritage Society (BHS) Kusworo Rahadyan mengungkapkan, memang kawasan situs kuno sering dikaitkan dengan adanya penunggu makhluk gaib.
“ Kearifan lokal seperti itu bagus, justru membuat situs kuno jadi lebih aman, nggak ada pencurian,” ujarnya. (*)