Pendaki Asal Jakarta Meninggal di Gunung Merbabu

Salah satu jalur pendakian Gunung Merbabu dari Boyolali (doc.ist/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Seorang pendaki Gunung Merbabu asal Jakarta yang melakukan pendakian melalui pintu di Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Boyolali dilaporkan meninggal dunia pada 7 Oktober 2022 petang .
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Junita Parjanti, dalam keterangan tertulisnya membenarkan, korban terdaftar dalam booking online dengan nomor registrasi 759492. Korban bersama rombongannya masuk jalur pendakian Selo, Boyolali pada Jumat 7 Oktober pukul 11.13 WIB.
“Kemarin, pada pukul 17.33 WIB, petugas mendapat laporan terdapat pendaki menderita sakit asam lambung dan tidak sadar diri (pingsan) di HM 28 pada ketinggian 2.438 MDPL. Selanjutnya petugas Taman Nasional bersama relawan Ranger Merbabu menyiapkan peralatan dan melakukan evakuasi,” kata Junita, pada Sabtu 8 Oktober 2022.
Petugas, saat itu juga menghubungi Puskesmas Selo untuk dukungan medis dan ambulans. Untuk memastikan kondisi korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Pandan Arang, Boyolali dan dilakukan pemeriksaan (Visum) untuk memastikan waktu dan penyebab meninggal dunia.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Dalmadi, mewakili Kapolres Boyolali, menyebutkan identitas pria asal Jakarta yang meninggal dalam pendakian Merbabu adalah Andreas Jonson (35), warga Kampung Pendongkelan Selatan No. 264, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Dalmadi menjelaskan kronologi kejadian pendaki Merbabu meninggal berawal pada Jumat sore sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan pendaki pria tersebut berada di pos II. Rombongan tersebut berjumlah enam orang.
“Ada empat orang jalan duluan, sementara korban bersama satu temannya masih berada di Pos II karena situasi hujan. Kemudian, korban bersama temannya memakai jas hujan dan melanjutkan perjalanan kembali,” katanya.
Dijelaskan, korban berjalan di depan temannya dengan jarak sekitar dua meter. Namun, setelah berjalan kembali sekitar 100 meter dari pos II, korban langsung jatuh dengan posisi terlentang. Saat itu, korban sempat tidak bisa bernapas. Kemudian, teman pendaki mencoba menolong korban yang hampir jatuh ke lubang. Teman korban sempat berteriak meminta tolong dan selanjutnya seorang pendaki lain yang masih di bawah mendengar suara minta tolong memberikan minyak kayu putih pada korban, namun tidak ada reaksi sekali.
“Selanjutnya, datang dari pihak kesehatan. Dicek dan dikasih pertolongan lagi, tetapi tidak ada reaksi hingga sampai tim sukarelawan ranger datang dan dibawa ke Puskesmas Selo,” papar Dalmadi.
Sesampai di Puskesmas Selo, korban diperiksa oleh perawat dan dinyatakan sudah meninggal dunia. Korban selanjutnya dibawa ke RSUD Pandan Arang. Menurut Dalmadi, hasil koordinasi dengan keluarga korban via telepon adalah keluarga tidak menghendaki korban diautopsi. Ia menyatakan keluarga korban dalam perjalanan ke Boyolali.
“Sebelumnya korban memiliki riwayat asam lambung akut dan sering kambuh saat kecapaian. Hasil visum di RSUD tidak ditemukan tanda-tanda luka luar,” pungkasnya. (**)