Dukung Pengentasan Kemiskinan, Dinsos Boyolali Luncurkan Terobosan BTT

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Penerapan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Boyolali kini merambah pelayanan kesehatan bagi warga miskin yang tidak terdaftar sebagai peserta BPJS PBI maupun JKN-KIS. Bantuan senilai Rp 3,9 miliar digelontorkan melalui program bantuan tidak terduga (BTT) bantuan kesejahteraan sosial (Bankesos), setidaknya hingga pertengahan bulan ini sudah ada 733 penerima bantuan, Kamis 13 Oktober 2022.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Boyolali, Budi Prasetyaningsih, mengatakan BTT Bankesos ini perdana disalurkan tahun ini. Awalnya, pagu yang disediakan Rp 4 miliar. Namun, hingga penyaluran ke 9 nanti, sudah menyentuh Rp 3,99 miliar. Sehingga jika ada masyarakat yang membutuhkan, akan diajukan kembali. BTT Bankesos ini berasal dari dana APBD.
“Hari ini (Kamis) penyaluran tahap 8 dengan penerima sebanyak 81 orang. Sedangkan tahap 1- 8 ini kami sudah menyerahkan bantuan ke 733 orang dengan nominal mencapai Rp 3,4 miliar. Lalu kami sudah pengajuan dan verifikasi oleh Inspektorat untuk penyerahan tahap 9 dengan 121 penerima dengan anggaran Rp 539.000.000,” jelasnya.
Dijelaskan, total dana yang dikucurkan hingga tahap 9 mencapai Rp 3,99 miliar. Dengan total penerima 854 orang. Bantuan yang diberikan berdasarkan diagnosa terakhir RS. Dengan bantuan maksimal senilai Rp15.000.000. Jika ada temuan penerima yang biaya berobat lebih dari itu, maka sisanya akan dikaver oleh Baznas Boyolali. Bantuan ini menyasar warga miskin yang tidak memiliki BPJS PBI maupun JKN- KIS.
“Bantuan ini telah bekerjasama dengan 15 rumah sakit di wilayah Boyolali dan sekitarnya,” imbuhnya.
Adapun mekanismenya, penerima bantuan membayarkan terlebih dahulu biaya pengobatan. Kemudian surat diagnosa terakhir diserahkan ke dinas. Pihaknya lantas memberikan bantuan, senilai biaya pengobatan yang tertera dalam surat diagnosa terakhir tersebut.
“Kalau di RSPA, pembayaran (Biaya pengobatan,red) bisa ditunda dulu. Sampai penerima dapat bantuan. Tadi dari RSPA kan ada petugasnya yang ke sini, jadi setelah dapat bantuan bisa langsung dibayarkan ke pihak RS.”
Salah satu penerima bantuan asal Dusun Dampit, Desa Jeruk, Selo, mbah Siswodiyono didampingi Kamto tetangganya,mengaku senang bisa mendapat bantuan ini. Dia hidup berdua dengan sang istri, Sukarsi yang sebelumnya dirawat di RS PKU Muhammadiyah, Boyolali Kota, karena sakit saraf terjepit dan paru-paru. Selama lima hari dirawat, dia mengandalkan uang talangan tetangga.
“Istri dirawat karena sakit saraf terjepit dan paru-paru. Dirawat di RS PKU, karena ndak ada BPJS PBI jadi ditalangi warga. Ini ngurusnya juga dibantu tetangga,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Dinsos.
Kamto sendiri mengaku sengaja membantu untuk mengurus, karena Siswodiyono sudah lansia. Untuk mengurusnya, Dia cukup membawa surat diagnosa terakhir sebagai bukti biaya pembayaran.
“Saya membantu mengurus, karena sudah sepuh bapaknya dan hanya tinggal berdua. Lalu saya uruskan ke Dinsos. Saya juga senang karena ada kepedulian dari pemerintah. Syaratnya juga mudah, hanya membawa surat keterangan tidak mampu dari desa dan kecamatan, lalu diagnosa terakhir dari rumah sakit,” katanya. (*)