FOKUS JATENG -BOYOLALI- Dinas Peternakan Boyolali, memasang eartag Secure QR Code yang memuat informasi kesehatan hewan. Langkah ini juga untuk mengetahui ternak yang sudah menerima vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Saat ini, sudah ada 800 ternak yang mendapat pendataan dengan barcode.
Menurut Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, pendataan tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi ternak-ternak yang telah divaksin melalui kartu vaksin virtual yang dapat dilihat oleh siapa pun melalui aplikasi tersebut. Selain itu, pemasangan eartag ini bertujuan untuk memudahkan pencatatan dan pendataan, monitoring jumlah populasi hewan, status reproduksi, dan distribusi melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi, serta seleksi dalam tata laksana pemeliharaan ternak, dan sebagai identitas ternak ternak.
“Sehingga pembeli bisa melakukan scan barcode dan akan mendapatkan informasi secara daring. Berupa identitas sapi dan pemiliknya serta kesehatan hewan yang bersangkutan,” katanya.
Pemasangan eartag ini, kata Lusia dilakukan untuk menindaklanjuti Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 559/Kpts/PK.300/M/7/2022 tentang penandaan dan pendataan ternak dalam rangka penanggulangan PMK.
“Status wabah itu yang mencabut kementerian. Sampai surveilans menemukan zero cases. Sebelum zero cases ya belum. Wabah ini sejak Juli, sudah empat bulan dan secara nasional. Kalau ini kan ada lalu lintas ternak, jadi kebijakan Kementan ini serentak. Status wabah ini masih dalam proses penanggulangan dengan vaksinasi,” kat Lusia Dyah Suciati.
Selain itu, lanjut Lusia, lalu lintas ternak yang bisa diperjual belikan. Minimal telah divaksin dosis satu atau memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari veteriner. Sehingga barcode ini memudahkan untuk mengecek kondisi sapi. Bahkan, akan menjadi syarat untuk lalu lintas jual beli ternak nantinya.
“Saat ini, sudah ada 800 ternak yang mendapat pendataan dengan barcode. Sedangkan target awal pemasangan ear tag berbarcode sampai 200 ribu ekor.”
Hanya saja, pasca terserang PMK ini pendataan ulang populasi ternak menyisakan 1.600-an ekor. Menurut Lusia, pemasangan eartag menyasar ke kandang-kandang peternak. “Saat ini, petugas harus membagi tugas. Antara tracing, vaksin, serta pemasangan ear tag,” katanya.
Sedangkan vaksinasi dilakukan dalam tiga tahap. Yakni, tahap pertama, kedua atau revaksinasi dan booster. Dengan jarak vaksin pertama dan kedua selama satu bulan. Kemudian dilanjutkan vaksin booster dengan jarak enam bulan setelah vaksin PMK yang kedua. Kemudian, vaksin tak lagi menyasar daerah hijau. Ternak yang baru sembuh dari PMK bisa langsung mendapatkan vaksin. (*)