FOKUS JATENG-BOYOLALI- Kampung Wonosari, layak disebut sebagai kampung tapai. Kampung yang berada di kawasan Jalan Tape Baru, Kelurahan Kemiri, Mojosongo, Boyolali ini sudah puluhan tahun menjadi sentra produksi tapai Singkong dan dan tapai ketan. Bahkan untuk tapai ketan juga dipasarkan secara online. Tapai dikampung ini tak kalah nikmatnya dengan tapai yang lain. Tak heran, jika pemesannya hingga ke Sragen, Solo hingga Semarang.
“ Tapai disini membuatnya tidak sembarangan, tapi harus dengan komposisi yang pas. Setidaknya singkong bahan tapai itu dua kali di kukus agar tapainya manis legit,” kata Mariyati (62) salah satu pembuat tapai di kampung Wonosari.
Ia menambahkan tapai yang nikmat itu kematangannya merata antara luar dan dalam, selain peragian lama penyimpanan juga harus benar-benar pas.
“Tapai yang nikmat itu, harus benar-benar matang, manis dan tidak banyak mengandung air,” katanya.
Ia menambahkan, “Tak hanya tapai singkong, tapi banyak juga pesanan tapai ketan. Bahkan bisa secara online maupun COD.”
Suranti (60) pembuat tapai yang lain mengatakan, dirinya sudah lebih dari 30 tahun menggeluti dunia pembuatan tapai . Karena dikampung itu perihal membuat tapai sudah berlangsung turun temurun.
” Saya sejak muda sudah membuat tape. Dulu ibu saya juga buat tape ini,” katanya
Dulunya, hampir rata-rata masyarakatnya menjadi produsen Tapai Singkong. Namun, karena seiring berjalannya waktu, jumlah produsen Tapai ini terus berkurang.
Prosesnya yang mudah dan hasil usaha yang cukup menjanjikan membuatnya terus mempertahankan usaha turun temurun ini. Untuk membuat tape singkong cukup sederhana, namun harus benar-benar bersih. Singkong yang dibeli dari pasar kemudian dikupas kulitnya lalu potong-potong.
Singkong yang telah dipotong itu, kemudian dicuci hingga bersih lalu di rebus hingga masak.
” Sebelum dicampur ragi, singkong rebus ini perlu didinginkan. Setelah itu baru di masukkan ke dalam wadah khusus. Didiamkan selama kurang lebih dua hari dan ditutup dengan rapat hingga tidak ada udara yang masuk.,” jelasnya.
Setelah menunggu dua hari dua malam agar proses fermentasi singkong untuk berubah menjadi tapai. Sebelum dijual ke pasar, tapai yang sudah jadi kemudian dikemasi ke dalam plastik sesuai ukuran.
” Ada yang harga Rp13.000 per kilogram, ada juga yang Rp 1.500 per bungkus plastik kecil,” tambahnya.
Dia menambahkan penghasilan dari pembuatan tapai singkong ini cukup menjanjikan. Dalam sehari mampu mengolah sedikit 1-1,5 Kuintal Singkong, bisa menghasilkan 50-70 kilogram tapai.
” Harga singkong Rp3.000 per kilogram, sedangkan harga jual tapai singkong ini Rp11.000 sampai Rp13.000 perkilogram,” katanya. (*)