FOKUS JATENG-BALI- Pokdarwis Dewi Kunti sebagai punggawa Desa Wisata Cabean Kunti memperkuat jejaring dengan beberapa desa di pulau Dewata bersama Desa Connection dan Boyolali Haritage Society (BHS) melalui kunjungan lapangan diantara desa Nyalian, Desa Penglipuran, dan Desa Bayunggede.
Hal tersebut diungkapkan Ketua BHS Kusworo melalui seluler, pada Minggu 30 Oktober 2022.
Kusworo menuturkan, kegiatan hari pertama dengan Desa Nyalian telah usai dengan agenda kerjasama Sister Village.
Kemudian hari kedua, seluruh rombongan mengunjungi desa terbaik dunia yaitu Penglipuran, ditempat tersebut fokus pembelajaran kepada tata kelola desa wisata, kebersihan dan sanitasi, UMKM, dan Homestay yang sudah tertata dengan baik serta manajemen yang baik. Pada kesempatan tersebut pertunjukan tari Bagus Lembu disajikan dengan apik yang disambut antusias warga serta wisatawan yang berkunjung ke Penglipuran pada masa menjelang event G20 november mendatang. Masih dalam rangkaian perjalanan, desa Bayunggede menjadi destinasi terakhir yaitu sebuah desa yang masih sangat orisinil dan otentik yang menjadi bagian Bali Mula atau desa-desa awal pulau Bali. Lokasinya hanya berjarak 5 menit dari Kintamani yang dikenal dengan penghasil Kopi dan Jeruk yang sangat terkenal. Bendesa, Perbekel, Daya Desa dan segenap warga menyambut rombongan untuk diajak Berkeliling desa selama kurang lebih 60 menit dengan mengunjungi arsitektural lokal, kerajinan, aktivitas penduduk, dan yang menjadi salah satu ikonik desa adalah Setra atau Kuburan Ari-Ari yang berada di ujung desa dengan cara di bungkus batok kelapa dan digantung pada pohon yang dikeramatkan.
Desa Bayuggede memang sangat kuat dalam menjaga tradisinya dalam setiap aspek sosial masyarakat, hal ini didukung oleh kemendikbud dengan kegiatan pemanfaatan kebudayaan 10 objek pemajuan kebudayaan.
“Dalam menapaki pembangunan desa wisata Bayunggede memiliki slogan HELLO Bayunggede yaitu Heritage, Ecology, Landscape, Literacy, Opportunity, ” papar Kusworo.
Kepala Desa Cabean Kunti Khamid W menambahkan seluruh rangkaian rangkaian kegiatan juga merupakan simulasi Travel Pattern Heritage Trails yang akan diaplikasikan serupa pada jalur Solo Selo Borobudur, khususnya kawasan Boyolali. Kegiatan ditutup dengan menikmati sajian kuliner khas Bayunggede serta ramah tamah dengan saling bertukar cinderamata sebagai tanda silaturahmi.
“Kami sangat berkesan dengan seluruh rangkaian perjalanan, banyak yang kami pelajari untuk kami bawa ke desa kami sebagai motivasi dan dasar rencana pengembangan desa wisata Cabean Kunti dan kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kami dan kegiatan ini sampai selesai” pungkas Khamid. (*)