FOKUS JATENG-BOYOLALI-Di musim hujan ini, petani bunga mawar di Desa Sruni, Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali, menggairahkan. Saat musim hujan, bunga mawar membutuhkan perawatan yang lebih tinggi. Meskipun produksi di tingkat petani terkendala cuaca. Tetapi tidak menyurutkan semangat para petani untuk merawat bunga mawarnya. Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan permintaan bunga mawar selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dibandingkan bunga lain, mawar yang memiliki panjang daun antara 5-15 cm ini banyak diminati para penghobi. Selain warnanya yang beragam harga juga lebih murah dan cenderung stabil dari pada bunga anggrek (Orchidaceae).
Salah satu desa di lereng Merapi ini memang dikenal sebagai desa penghasilan bunga mawar. Rata-rata penduduknya memiliki tanaman bunga mawar. Tak hanya di ladang, di pekarangan rumah warga pun ditanami tanaman berduri itu. Hasil yang didapat para warga ini pun cukup lumayan untuk menjaga dapur tetap ngebul. Bagaimana tidak, seratusan batang pohon bunga mawar yang ditanam di halaman rumah saja setiap hari bisa menghasilkan minimal Rp30.000.
” Balum lagi kalau pas hari-hari tertentu, seperti malam Jumat, Jumat harganya bisa lebih mahal lagi. Bisa sampai Rp 50-100 ribu,” kata Tia, salah satu warga Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk,
Belum lagi saat bulan Ruwah (penanggalan Jawa), harga bunga mawar bisa tembus Rp 200-250 ribu per keranjang. Selain di halaman dan pekarangan rumahnya, ladangnya seluas kurang lebih 1000 meter persegi juga dia tanami bunga mawar ini. Hampir setiap hari dia pun bisa memetik bunga hingga 3-4 keranjang.
” Ya lumayan bisa buat kebutuhan sehari-hari. Terutama untuk kebutuhan makan keluarga sudah aman,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Listorini warga lainnya. Dia memanfaatkan separoh dari halaman rumahnya untuk ditanami bunga mawar.
” Di ladang juga ada tapi sedikit tanaman. Saya panen tiap dua hari sekali. Karena jumlah pohonnya cuma sedikit,” tambahan.
Rencananya dia akan menambah lahan untuk ditanami tanaman bunga ini. Proses penanaman dan perawatannya yang mudah menjadikan warga banyak yang mengandalkan bunga mawar untuk menopang kebutuhan sehari-hari. Dia menjelaskan, syarat tumbuh bunga mawar menghendaki iklim dengan curah hujan 1500-3000 mm/tahun. Membutuhkan sinar matahari antara 5-6 jam per hari, dengan temperatur optimum 18-260 C. Kemudian kelembaban udara kisaran 70-80 persen, dan memerlukan tempat dengan ketinggian 560 sampai 800 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Sementara untuk tekstur tanah yang cocok yaitu tanah liat berpasir. Struktur tanah subur, gembur, kaya bahan organik, drainase yang baik. “ Disini, dilereng Merapi tanahnya sangat cocok, Alhamdulillah,” pungkasnya. (*)