Legenda Embung Kedung Banteng Cepogo

Embung Kedung Banteng Desa Cabeankunti Cepogo Boyolali (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Ada embung cukup indah di Boyolali, yang berada diantara dua gunung, yakni Gunung Merapi dan Merbabu. Embung Kedung Banteng namanya, karena lokasinya berada Desa Cabeankunti Kecamatan Cepogo tepatnya di kaki dua gunung membuat panorama di kawasan itu sangat indah.
Hanya saja, hanya sedikit orang yang tahu alasan warga setempat menyebutnya Embung Kedung Banteng. Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Cabeankunti, Sulistyono nama Kedung Banteng sudah melegenda di embung tersebut sejak masa penjajahan Belanda.
Dimana sebelum menjadi Embung seperti sekarang ini, lokasi tersebut merupakan sebuah kedung atau cekungan yang terdapat sebuah belik atau sendang kecil sebagai sumber mata air. Meski hanya berukuran kecil, namun sumber mata itu di belik itu sangatlah dalam.
“Jadi dimasa muda orang tua kami, pernah ada yang mengukur dengan menancapkan bambu panjang. Tapi hingga ujung bambu ternyata belum bisa menyentuh hingga ke dasar sumber,” ungkapnya.
Air di cekungan itu juga dimanfaatkan untuk kebutuhan warga sekitar, hingga suatu saat, lanjutnya ada seekor banteng yang terjepit di belik tersebut.
” Entah pas mau minum atau aktivitas apa. Yang jelas ada banteng yang terjepit di situ,” jelasnya, pada Rabu 9 November 2022.
Terjepitnya banteng itu kemudian diketahui warga. Sebelumnya cekungan itu belum memiliki nama, pasca kejadian banteng terjepit itulah kemudian warga menyebutnya Kedung Banteng.
Seiring berjalannya waktu, nama itu pun kemudian dipakai sebagai nama Embung yang dibangun mulai tahun 2015 itu. Dia menambahkan, pembangunan Embung itu memakan waktu cukup lama. Yakni selama kurang lebih 4 tahun, dan embung tersebut baru selesai dibangun pada tahun 2019.
Sulistyono menuturkan, sejak awal hingga proses pembangunan embung itu, ada banyak kejadian aneh diluar nalar. Selain itu, selama proses pembangunan, sudah beberapa kali terjadi pergantian pelaksana pembangunan Embung ini.
“Nah, saat proses pembangunan berlangsung, banyak sopir truk dan operator alat berat menyebutnya embung pocong, karena pas nyetir tiba-tiba di temani pocong gitu. Siapa yang betah. Namun sekarang sudah tidak ada, penampakan-penampakan aneh itu,” katanya.
Kendati saat ini pembangunan sudah selesai bahkan embung juga sudah difungsikan. Pihaknya tetap meminta pengunjung untuk tetap menjaga etika dan kebersihan. Mengingat misteri yang terjadi saat proses pembangunan, hingga saat ini juga belum terpecahkan.
” Kami akan mengembangkan wisata campervan dan camping ground, untuk jalur fun offroad juga ada di kawasan Embung ini. Tahun depan, kita anggarkan dana dari APBDes untuk pembangunan sarana prasarana di Embung,” pungkasnya. (*)