Ketua Dewan Profesor UNS Gelar Kuliah Umum Sekolah Vokasi UNS Madiun

FOKUS JATENG-SOLO- Dewan Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan kunjungan ke UNS Madiun. Dalam kunjungannya, Ketua Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D langsung diterima pihak Dekanat Sekolah Vokasi UNS Madiun yang dilanjutkan dengan ramah tamah. Acara dilanjutkan dengan Kuliah Umum Sekolah Vokasi Madiun dari Ketua Dewan Profesor UNS Surakarta Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. tentang pentingnya Sekolah Vokasi menyongsong 100 tahun NKRI, Selasa 16 November 2022.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Profesor (DP) UNS Surakarta Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D disambut Drs. Santoso Tri Hananto, M.Acc., Ak. (Dekan Sekolah Vokasi UNS Surakarta) yang didampingi Agus Dwi Priyanto, S.S.,M.CALL (Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan Sekolah Vokasi), Abdul Aziz, S.Kom., M.Cs. (Wakil Dekan SDM, Keuangan, dan Logistik Sekolah Vokasi) dan Dr. Eng. Herman Saputro, S.Pd., M.Pd., M.T. (Wakil Dekan Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi Sekolah Vokasi). Acara kunjungan Ketua Dewan Profesor (DP) UNS berlanjut acara Kuliah Umum Sekolah Vokasi yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa dari 3 program studi (Diploma III Akuntansi, Diploma III Teknik Informatika dan Diploma III Teknologi Hasil Pertanian (THP).
Ketua Dewan Profesor (DP) UNS Surakarta Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D dalam Kuliah Umum Sekolah Vokasi menyampaikan sukses story tentang Pendidikan Vokasi. Pengalaman pendidikan vokasi di beberapa rumpun melayu seperti Malaysia, Singapura memberikan spirit Bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dari mereka. Di Singapura dicanangkan tahun 1970 an kemudian di “Speed Up” ekosistemnya di tahun 1979. Dengan meng”Upgrade” sekolah vokasi menjadi Lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Industri atau VITB (Vocational and Industrial Training Board). Pada Tahun 1992 Pemerintah Singapura mendirikan ‘Institute of Technical Education” sebagai penampungan para anak sekolah selepas sekolah menengah atas.
“Lembaga ini memberikan pelatihan sebanyak 1,5 juta dari total penduduk Singapura yang berjumlah 4 jutaan pada saat itu,” terang Ketua Dewan Profesor UNS Surakarta.
Begitu juga di Malaysia tahun 1906 menyediakan tenaga kerja terampil bagi Per-kereta-apian Tanah Melayu dan Jabatan Awam Malaysia di zaman kolonial menopang pembangunan ekonomi. Pendidikan Vokasi Malaysia ditambah pengetahuan dan teknologi dengan menunjuk 5 PT dalam bidang teknik untuk menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dalam bentuk Institute, Politeknik, Institute Colleges. Akhirnya berhasil mengembangkan pelatihan vokasi hingga 1122 institusi pendidikan dan pelatihan vokasi, di Malaysia. Sebaliknya, di Thailand dengan penduduk 70 juta orang mempunyai model pendidikan vokasi yang mirip dengan di Indonesia. Lama studi sekolah vokasi di Indonesia 3 tahun sedangkan di Thailand 5 tahun. Thailand menerapkan “Long life learning” dimana institusi hanya memberi sertifikat tertulis seperti keahlian menjahit, mengelas.
“Untuk Thailand ini membuat kebijakan sekolah gratis hingga tamat SMA,” terang Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. (ist)