Tetap Surplus Beras, Meski Ratusan Hektar Lahan Hijau Terkepras Tol Jogjakarta-Solo

petani padi di wilayah Banyudono Boyolali (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Stok beras di Boyolali masih surplus, kendati sempat terjadi pengurangan suplai padi akibat ratusan hektar lahan hijau terkepras proyek jalan tol Jogjakarta –Solo.
“Proyek strategis negara (PSN) jalan Tol Jogjakarta -Solo memang sempat mengepras lahan pertanian, seperti di wilayah Banyudono dan Sawit memang menjadi salah satu kecamatan penghasil padi. Akan tetapi, kecamatan-kecamatan lain mampu mengkaver kebutuhan beras,” kata Kepala Dinas Ketahana Pangan (DKP) Boyolali, Joko Suhartono. Senin 28 Nonember 2022.
Joko mengatakan, lahan pertanian yang terkepras tol tak terlalu berpengaruh. Karena pasokan gabah masih dicukupi oleh daerah lainnya. Perhitungan kebutuhan beras di Boyolali pada 2022 berkisar 85.604 ton. Sedangkan pertanian lokal mampu menyuplai beras hingga 152.299 ribu ton. Sehingga, dia memastikan stok beras akan aman hingga awal tahun.
“Boyolali ndak (berpengaruh signifikan,red), kita masih surplus 69 ribu ton (Beras). Kalau pengurangan yo pasti ada. Tapi kan ada daerah, kecamatan yang lain yang satu hektarnya tidak hanya (menghasilkan) 3-4 ton, ada yang 6-7 ton. Istilahnya kaya stimulan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Bambang Jiyanto menambahkan ada 40 hektar lahan pertanian yang menanam indeks pertanaman (IP) 400. Lahan-lahan tersebut mampu memanen padi sebanyak empat kali dalam satu tahun. Disisi lain, Tiap tahunnya, Boyolali bisa surplus 40-50 ribu ton gabah. Hal tersebut mampu memenuhi kebutuhan gabah hingga Desember mendatang. “Jadi luas lahan pertanian di Boyolali hingga akhir 2021 mencapai 49.633 hektar. Dari luasan lahan seluas itu mampu menghasilkan gabah hingga 165.433 ton,” pungkasnya. (*)