Situs Candi Sari Dirawat dengan Berbagai Tahapan Khusus 

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Situs Candi Sari merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Desa Gedangan, Cepogo Boyolali . Objek cagar budaya ini berada di kawasan lereng timur Gunung Merapi.

Situs Candi Sari ini ditemukan sejak jaman pemerintahan Belanda atau sekitar tahun 1915. Ketika ditemukan, kondisi baru-batuan candi berserakan. Namun, arca-arca yang ditemukan masih bagus. Arca-arca tersebut sebagian disimpan di muskala Semarang, sebagian di kantor BPCB Prambanan.

Menurut juru pelihara (Jupel) Candi Sari, Sutrisno, Candi Sari Cepogo bernafaskan agama Hindu. Dilihat dari temuan Yoni dan satu arca nandi tanpa kepala. Candi ini diprediksi peninggalan dari zaman Mataram Hindu kuno. “Situs Candi Sari ini peninggalan sekitar abad 9, Mataram Hindu kuno,” katanya pada Jumat 9 Desember 2022.

Sehingga tak jarang, ia harus menerima kunjungan untuk kajian pendidikan dan kegiatan keagamaan umat Hindu. Disisi lain situs ini merupakan salah satu destinasi wisata di Boyolali.

“Disini gratis, tidak ada pungutan. Sekarang tingkat kunjungan mulai meningkat lagi pasca pandemi COVID-19. Perbulan bisa sekitar 500 sampai seribu pengunjung,” imbuhnya.

Sebagai salah satu situs warisan budaya, Candi Sari selalu dirawat dengan berbagai tahapan khusus. Tujuannya, Situs peninggalan Mataram Hindu kuno berusia ribuan tahun ini agar tetap ‘awet muda’.

Sutrisno mengatakan perawatan batuan candi dilakukan secara rutin, yakni tiap dua sampai tiga bulan sekali. Sehingga, batuan candi kembali bersih dan lebih terawat. Selain itu, meski dilakukan perawatan secara berkala. Pengunjung tetap bisa menikmati keindahan Candi Sari yang berlatar Gunung Merapi dan Merbabu..

“Jadi kami bersihkan secara manual kering, lalu dibersihkan lagi secara manual basah. Baru kami semprotkan dengan obat agar lumut tidak cepat tumbuh. Setelah disemprot obat memang harus ditutup dulu. Makanya ini ditutup dengan terpal selama 2-3 hari,” katanya.

Perawatan rutin ini, kata Sutrisno sudah difasilitasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng. Setiap situs akan diberikan obat untuk merawat batu andesit candi. Sehingga jupel tinggal membersihkan secara rutin. (*)