FOKUS JATENG-BOYOLALI- Sebanyak 70 gereja Kristen dan Katolik yang ada di Kabupaten Boyolali akan dipakai untuk ibadah Natal mulai 24 -25 Desember nanti.
“Tahun ini lebih longgar, dibanding tahun lalu, dimana ada batasan usia dan sebagainya, sehingga hanya 63 gereja yang diizinkan menggelar ibadah Natal. Tapi tahun ini sudah ada 70 gereja yang menyelenggarakan,” kata Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali, Widihantara, Rabu 14 Desember 2022.
Bahkan, kemudian puncaknya, dilakukan perayaan bersama di Gedung Cendana, Pulisen Boyolali Kota yang akan dihadiri dua ribu jemaat.
“Mendekati natal ini, koordinasi untuk pengamanan terus kami lakukan. Karena jemaat Kristen ada sekitar 16.041 orang, kemudian Katolik 8.651 orang,” jelasnya.
Dijelaskan, data dari Kemenag, ada 181 gereja Kristen yang tersebar di wilayah Boyolali. Sedangkan gereja Katolik ada 18. Namun, tidak semua gereja menyelenggarakan ibadah natal. Hanya ada 70 gereja saja.
“Jadi, rinciannya ibadah Natal akan dilaksanakan di 67 gereja Kristen dan tiga gereja Katolik. Gereja-gereja tersebut memiliki jumlah jemaat yang cukup banyak,” katanya.
Disebutkan seperti di Kecamatan Boyolali, ada delapan gereja Kristen yang menyelenggarakan ibadah. Yakni, Gereja Betani Indonesia Pulisen dengan 150 jamaat; Gereja Pantekosta, Kebonbimo, dihadiri 200 jemaat; Gereja Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Gatak, dihadiri 150 jemaat; GPI Evata di Winong, dihadiri 250 jemaat. Gereja Baptis Indonesia, dihadiri 75 jemaat.
Lalu GPdI Getsemani, Duren yang akan bertempat di Panti Marhaen akan dihadiri 350 jemaat; Gereja Baptis Tritunggal, Siswodipuran dihadiri 300 jemaat, dan Gereja Baptis Indinesia Sola Vide, Siswodipuran dihadiri 400 jemaat. Sedangkan Gereja Katolik hanya satu. Yakni, Gereja Hati Tak Bernoda dan Santa Perawan Maria (HTBSPM), di Jalan Merbabu yang akan dihadiri 1.200 jemaat.
“Untuk gereja Katolik, hanya tiga itu di Boyolali, Ampel dan Simo. Lalu akan dilakukan perayaan natal bersama tingkat kabupaten pada 26 Desember di Gedung Cendana, Pulisen, Boyolali Kota. Nantinya akan dihadiri sekitar dua ribu jemaat,” imbuhnya.
Terkait pengamanan, Widihantara menambahkan, tiap pengurus gereja selalu menjalin komunikasi dengan keamanan setempat. Termasuk organisasi lintas agama. Selain itu, petugas kantor urusan agama (KUA) tiap kecamatan diminta untuk menjalin silaturahmi dengan gereja setempat. “Untuk pengkondisian keamanan, akan dilakukan oleh semua pihak termasuk tokoh agama,” ujarnya. (*)