FOKUS JATENG-BOYOLALI- Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak terutama sapi baru saja reda, kini pemilik sapi kembali mewaspadai ancaman penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).
Penyakit LSD atau penyakit kulit ini, menjadi momok pada ternak memiliki kecenderungan menyerang sapi perah. Belakangan penyakit yang disebabkan virus tersebut sempat menyerang sejumlah ternak sapi di Nogosari.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan pihaknya sudah melakukan penanganan terhadap kasus LSD di Kecamatan Nogosari ini.
Sapi-sapi yang terkena LSD telah diobati. Seperti kasus LSD di Desa Guwo, Wonosamodro yang beberapa waktu lalu juga terpapar dalam waktu sepekan diobati.
” Kemudian balai Veteriner Wates juga sudah turun mendatangi lokasi. Kita langsung kaji untuk mengambil sampel ke sana,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan vaksinasi terhadap sapi yang ada di sekitarnya.
Hal itu agar sapi -sapi yang sehat tak ikut terpapar LSD ini.
Sebelumnya, beberapa ekor sapi di Kecamatan Nogosari, sempat terpapar penyakit ini. Tubuh sapi dipenuhi benjolan yang hampir merata di sekujur tubuh.
Awalnya sapi yang terpapar hanya mengalami benjolan dengan jumlah hanya sedikit. Namun, dalam waktu semalam, benjolan itu merata ke seluruh tubuh sapi.
Mahfud Efendi (30) warga Grinting, Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari menuturkan, 4 hari lalu ia melihat ada beberapa benjolan kecil di sekitar alat kelamin sapi miliknya.
” Itu ketahuan sore. Saya pikir kena apa kok ada benjolan-benjolan,” ujarnya Rabu 21 Desember 2022.
Keesokan paginya, benjolan itu sudah merata ke hampir seluruh tubuh sapi. Selain itu, sapinya juga nampak gemetaran saat mau berdiri.
” Saya pun langsung panggil mantri sapi agar mendapatkan pertolongan,” ujarnya.
Arif Budiono, Mantri sapi yang datang ke lokasi langsung mengecek kondisi sapi dan diketahui sapi itu terjangkit LSD.
” Saya suntik antibiotik, penurun panas serta obat ivomec,” jelasnya.
Setelah dilakukan 2 kali pengobatan, sapi-sapi itu mulai nampak segar dan mau menyantap pakan dengan lahap.
Adapun sebanyak 5 ekor sapi di Desa Tegalgiri, dikabarkan sempat terpapar LSD .
Kepala Desa, Tegalgiri, Ngateman membenarkan bahwa penyakit LSD telah menginveksi 5 ekor sapi milik warganya. Tak ingin kasus itu menyebar, pihaknya langsung melaporkan temuan ini ke UPT Puskeswan Simo.
” Beruntung segera tertangani, karena di Tegalgiri ini mayoritas warganya memiliki sapi. Totalnya ada 340 ekor sapi di Tegalgiri ini,” jelasnya. (*)