FOKUS JATENG-BOYOLALI-Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Boyolali akhir-akhir ini mengakibatkan terjadinya tanah longsor di beberapa tempat. Kendati demikian tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut.
Peristiwa tanah longsor tersebut salah atunya terjadi di Dukuh Kliteh, Desa Jatirejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Dapur dan kamar mandi rumah milik Waliman (48), rusak terbawa guguran tebing belakang rumahnya. Kejadian itu dilaporkan ke Pemkab Boyolali melalui perangkat desa setempat. Bahkan, pihak Dinas Sosial Boyolali sudah memberikan bantuan sembako bagi korban. Bantuan diharapkan bisa meringankan beban korban.
“ Saya tak menyangka, tanah penyangga pondasi ambrol terus longsor ke sungai,” kata Waliman.
Kejadian bencana juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di kawasan jalur wisata Solo-Selo–Borobudur (SSB) di Desa Genting, Kecamatan Cepogo dan di jalan Selo-Tarubatang, Kecamatan Selo.
“Tadi malam terjadi pohon tumbang di jalur SSB (jalur wisata Solo – Selo – Borobudur) di Desa Genting, Kecamatan Cepogo dan di jalan Selo – Tarubatang, Selo,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suherman, Selasa 27 Desember 2022.
Menurut Suherman, hujan disertai angin kencang mengakibatkan terjadinya pohon tumbang di jalur SSB, Desa Genting, Kecamatan Cepogo. Terjadi sekitar pukul 21.30 WIB Senin malam. Kejadian tersebut mengakibatkan sebagian akses jalan penghubung antar desa tertutup.
Pada saat bersamaan, bencana tanah longsor juga menyebabkan tertutupnya jalan penghuhung Selo dengan Tarubatang. Tepatnya di Dukuh Senet, Selo.
“Rumpun bambu longsor dan tumbang ke jalan. Mengakibatkan akses jalan penghubung Desa Tarubatang – Selo sempat tertutup,” katanya.
Beruntung, TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD Kabupaten Boyolali langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan assesment. Bersama warga dan relawan serta petugas sudah langsung melakukan pembersihan.
“Saat ini akses jalan saat ini sudah terbuka dan kembali normal,” ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak dari cuaca ekstrem ini guna mencegah risiko adanya korban jiwa maupun kerusakan materil yang cukup besar.
“Kami imbau kepada seluruh masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan dan kepekaannya terhadap kondisi cuaca ekstrem yang terjadi saat ini. Akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan erosi tanah, angin kencang hingga bencana tanah longsor.” (*)
Cuaca Ekstrem, Waspadai Angin Kencang dan Longsor

Dapur dan kamar mandi rumah milik Waliman (48) warga Dukuh Kliteh, Desa Jatirejo, Kecamatan Sawit hancur terbawa guguran tebing belakang rumahnya (yull/Fokusjateng.com)