FOKUS JATENG–SOLO– Pada tahun 2022 Universitas Setia Budi (USB) Surakarta memperoleh Hibah Matching Fund (MF) Kedaireka dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
USB mendapat dukungan dana lebih dari Rp 500 juta untuk kerja sama pengembangan hasil penelitian yang dilakukannya bersama dengan PT Alga Bioteknologi Indonesia (PT Albitec Indonesia) Semarang. PT Albitec Indonesia sendiri merupakan industri penghasil spirulina terbesar di Indonesia.
“Budidaya mikroalga jenis Spirulina platensis serta pengembangan produk dengan bahan baku spirulina dilaksanakan sejak Agustus hingga Desember 2022,” terang Swastika Ardhana, Humas USB kepada Fokusjateng.com, Senin (2/1/2023).
Dijelaskan, tim Kedaireka dipimpin Dr. Supriyono, ST., MT yang terdiri dari 12 dosen USB Surakarta serta satu dosen dari Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) Semarang dan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Tim ini bekerjasama dengan PT Albitec yang dipimpin oleh Falasifah.
“Melalui kerja sama tersebut, USB mengembangkan teknik budidaya Spirulina Platensis menggunakan Photobioreactor (PBR) sehingga meminimalkan kontaminasi produk dan efisiensi penggunaan lahan,” imbuh perempuan yang sering disapa Tika itu.
Rancangan PBR direalisasikan di laboratorium manufaktur Teknik Industri USB dengan melibatkan mahasiswa secara langsung. Sementara di laboratorium biomolekuler USB, dilakukan pengembangan teknologi ekstraksi senyawa phycocyanin yang terdapat pada spirulina.
Menurut peneliti dari UGM, Dr. Widiastuti Setyaningsih, senyawa phycocyanin bermanfaat besar untuk bahan pangan yang mempunyai efek antioksidan dan anti inflamasi, melindungi saraf, liver serta anti kanker.
Selain pengembangan teknologi tersebut, USB juga bekerjasama dengan Laboratorium Teknologi Pangan UNTAG. Program ini menghasilkan biskuit dengan bahan baku spirulina.
Peneliti dari UNTAG, Dr. Retno Ambarwati menyampaikan, bahwa biskuit spirulina yang kaya protein akan memberikan manfaat nutrisi baik untuk tumbuh kembang bayi serta mencegah stunting, dimana saat ini stunting tengah menjadi masalah kesehatan yang mengancam anak-anak di Indonesia.
“Dalam proses pemantapan mutu, tim Kedaireka USB telah melakukan berbagai kegiatan antara lain workshop budidaya mikroalga, webinar Focus Group Discussion (FGD) dengan narasumber dari UGM, BRIN, University of Minho serta produsen spirulina terbesar di Eropa yaitu Allmicroalgae-Natural Product Portugal,” kata Tika.
Menurut dia, program MF Kedaireka ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dengan kegiatan magang dan penelitian di PT Albitec Indonesia yang diikuti oleh 10 mahasiswa dari USB maupun UNTAG Semarang.
Dengan peningkatan kerja sama antara perguruan tinggi dengan dunia industri serta antarperguruan tinggi, ke depan penelitian ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan guna memecahkan masalah polusi udara dan kewirausahaan di bidang pertanian dan peternakan. (Didik Kartika)